Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni (Jul 2019)
“NYORA” RE-INTERPRETASI REALITAS SOSIAL PASCA PANEN DALAM SENI PERTUNJUKAN
Abstract
Tulisan ini tentang karya seni pertunjukan “Nyora” yang secara etimologi berasal dari istilah Sunda, yaitu nyora. Dalam Bahasa Indonesia nyora dapat diartikan bersuara dan berbunyi. Dalam karya ini, “Nyora” diartikan sebagai persenyawaan dari aktivitas dan interaksi musikal yang berangkat dari suara lingkungan, kesenian setempat, dan suara batiniah sebagai doa atau persembahan yang ditujukan ke Pernyai atau Dewi Sri dalam dimensi ruang dan waktu. Komposisi musik dibangun atas penelaahan yang berangkat dari dua macam realitas, yakni realitas sosial objektif dan realitas sosial subjektif. Realitas sosial objektif dapat diterjemahkan dari spirit masyarakat dengan latar belakang peladang dan pesawah ketika syukuran panen di lingkungan masyarakat Subang bagian tengah. Realitas sosial subjektif diterjemahkan melalui kesadaran terhadap suara-suara atas realitas yang tampak atau aktivitas sehingga menimbulkan persepsi untuk mencari makna atau nilai lokal di dalam masyarakat. Kata Kunci : Seni Pertunjukan, Pernyai, Realitas Sosial ABSTRACT The text is about performing art of “Nyora”. Nyora etymology is if followed by Sundanese language. These are nyora. In Indonesia nyora means voice and sound. Referred by “Nyora” means compound of activity and musical interaction that comes from soundscape, local art, and inmost voice as a prayer or inscription to shown of a Pernyai or Dewi Sri in the dimensions of space and time away. Music’s composition built on review that’s comes of two kind realness, those are; objective social reality is society’s spirit with a background of cultivator or a farmer when the people’s harvest within the society on the Central Subang Region. Subtractive social reality in action or activity. As a result it gives to responses for meaning or value in the local society. Key word : Performing Art, Pernyai, Social Reality
Keywords