Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani (Apr 2021)

Pohon Keramat dan Pohon Pengetahuan: Studi Etno-Teologi tentang Atoni Pah Meto dan Kejadian 2:16-17

  • Hendrikus Nayuf,
  • John Christianto Simon

DOI
https://doi.org/10.30648/dun.v5i2.396
Journal volume & issue
Vol. 5, no. 2
pp. 440 – 459

Abstract

Read online

Abstract. The story of environmental preservation begins with the community's perspective on nature and the environment. Each group of people always has a different perspective on nature, the environment and their relations. This paper showed the two community groups in their efforts to preserve the environment. The Atoni Pah Meto community preserve nature and its environment by respecting its traditional wisdom in cutting down the trees. There are sacred trees that supposed not to cut down. Likewise with the story in Genesis 2: 16-17, God forbade humans consumming the fruit of the tree of knowledge. These two stories were then examined using qualitative methods. The results of the study were analyzed ethnographically and theologically. This approach is referred to as ethnotheological studies. Through this study, it could be concluded that local wisdom can help the understanding to the biblical text in order to find theological basis for nature preservation efforts. Abstrak. Cerita tentang pelestarian lingkungan hidup berawal dari cara pandang masyarakat tentang alam dan lingkungan hidupnya. Setiap kelompok masyarakat selalu memiliki cara pandang yang berbeda tentang alam, lingkungan dan relasi keduanya. Tulisan dalam artikel ini melihat dua kelompok masyarakat dalam upaya melestarikan lingkungan hidup. Komunitas masyarakat Atoni Pah Meto melestarikan alam dan lingkungan hidupnya dengan menghargai kearifan tradisionalnya dalam menebang pohon. Ada pohon itu dimaknai sebagai pohon keramat, yang tidak boleh ditebang. Begitu juga dengan cerita dalam Kejadian 2:16-17, Allah memerintahkan kepada manusia agar tidak memakan buah dari pohon pengetahuan. Kedua kisah ini kemudian diteliti dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian tersebut dianalisis secara etnografis dan teologis. Pendekatan ini disebut sebagai studi etnotheologis. Melalui kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal dapat membantu pemaknanaan terhadap teks Alkitab dalam rangka menemukan dasar teologis bagi upaya pelestarian alam.

Keywords