Jurnal Agro (Jul 2018)
Pengujian berbagai eksplan kentang (Solanum tuberosum L.) dengan penggunaan konsentrasi BAP dan NAA yang berbeda
Abstract
Rendahnya produksi kentang di Indonesia disebabkan oleh ketersediaan benih kentang bermutu hasil dari metode konvensional yang kurang memadai. Metode kultur jaringan mampu menghasilkan bibit bermutu dan bebas virus, dalam jumlah banyak serta waktu yang singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi 6-benzylaminopurine (BAP) dan Naphthalene Acetic Acid (NAA) terbaik pada berbagai eksplan untuk pertumbuhan tunas meriklon kentang (Solanum tuberosum L.) Kultivar Atlantik secara in vitro. Percobaan dilaksanakan pada November 2016 sampai Februari 2017 di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan sebagai rancangan percobaan yang terdiri dari dua unit percobaan terpisah yaitu unit eksplan meristem interkalar dan meristem apikal, masing-masing delapan perlakuan dan empat ulangan. Media Murashige and Skoog (MS) digunakan sebagai media dasar dengan penambahan BAP (0,0 mg L-1; 1 mg L-1; 1,5 mg L-1; 2 mg L-1) dan NAA (0,0 mg L-1; 0,5 mg L-1). Hasil menunjukkan konsentrasi BAP 1 mg L-1 merupakan perlakuan yang paling baik dalam menghasilkan jumlah tunas, cabang, daun dan buku pada eksplan meristem interkalar. Pada eksplan meristem apikal, penambahan BAP dan NAA belum mampu meningkatkan pertumbuhan eksplan. Meristem interkalar yang diberi auksin dan sitokinin berpotensi menjadi bahan alternatif eksplan meriklon kentang selain meristem apikal. The production of potato in Indonesia is low due to the limited number of high quality potato seeds produced from the conventional methods. The tissue culture methods can be used to produce high quality and virus-free seeds in more reliable number in a short time. Randomized Completely Design (RCD) was used as the experimental design consisted of two separate trial units namely intercalary meristem and apical meristem explants units with eight treatments and four replications of each. Murashige and Skoog (MS) was used as the base media added with BAP i.e. 0.0 mg L-1; 1 mg L-1; 1.5 mg L-1; 2 mg L-1 and NAA 0.0 mg L-1 and 0.5 mg L-1. Results showed that concentration of BAP 1 mg L-1 generated the best results on the number of shoots, branches, leaves and nodes on meristem intercalary explant. Meanwhile on apical meristem explant, the addition of BAP and NAA had not yet improved the explant growth. Intercalary meristem added with auxin and cytokinin is potential as alternative of mericlone explants material of potato besides the apical meristem.
Keywords