Majalah Kedokteran Bandung (Dec 2017)

Perbandingan antara Tramadol 2 mg/kgBB dan Fentanil 2 mg/kgBB Intravena Sebagai Analgetik Intraoperatif pada Operasi Laparotomi Ginekologis; Pengaruhnya terhadap Skor PRST

  • Arief Kurniawan,
  • Nur Pudyastuti Pratiwi

DOI
https://doi.org/10.15395/mkb.v49n4.1144
Journal volume & issue
Vol. 49, no. 4
pp. 237 – 244

Abstract

Read online

Perkembangan dan kemajuan teknologi serta ilmu pengetahuan telah mendorong pelaksanaan pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan lebih ekonomis dibanding dengan cara yang lazim dikerjakan. Telah dilakukan penelitian terhadap 32 pasien operasi laparotomi ginekologis yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok Tramadol (n=16) diberikan tramadol 2 mg/kgBB (pengenceran akuabides sampai 10 mL) lewat jalur infus selama satu menit, sedangkan pada kelompok Fentanil (n=16) diberikan fentanil 2 µg/kgBB dengan cara yang sama. Lima menit kemudian diberikan propofol 2 mg/kgBB, atrakurium 0,5 mg/kgBB, enfluran 2 volume %, N2O:O2=2 L/menit:2 L/menit. Setelah tiga menit dilakukan laringoskopi intubasi. Pasien diventilasi kendali dengan mode ventilator IPPV. Operasi dilaksanakan bila kedalaman anestesi tercapai berdasar atas skor PRST (P=systolic arterial pressure, R=heart rate, S=sweat, dan T=tears) 2 sampai dengan 4. Analgetik pertolongan 50 µg fentanil diberikan bila skor PRST lebih dari 4. Analgetik postoperatif 30 mg ketorolak dan antimuntah 10 mg metoklopramid diberikan saat jahit kulit. Pencatatan tekanan darah, laju nadi, saturasi O2, dan skor PRST dilakukan sebagai berikut: T0 = penderita tiba di kamar operasi, T1= preintubasi, T2= satu menit setelah intubasi, T3= satu menit setelah insisi, T4 dan seterusnya diukur tiap 15 menit sampai selesai operasi. Pasien diekstubasi setelah pernapasan adekuat. Skala sedasi dan muntah dinilai setiap 15 menit setelah ekstubasi selama dua jam. Dari hasil penelitian didapatkan skor PRST mulai T1 sampai T12 secara statistis tidak berbeda bermakna antara kelompok tramadol dan fentanil (p>0,05). Kedua kelompok mengalami peningkatan skor PRST satu menit setelah intubasi. Skor PRST dipertahankan antara 0 sampai 2. Pada kelompok tramadol dan fentanil masing-masing satu orang mendapatkan analgetik pertolongan fentanil 50 µg karena skor PRST 5. Tidak ditemukan perbedaan skala sedasi dan muntah antara dua kelompok perlakuan. Penelitian ini menunjukkan tramadol 2 mg/kgBB dibanding dengan fentanil 2 µg/kgBB sebagai analgetik intraoperatif pada operasi laparotomi ginekologis memberikan pengaruh yang sama terhadap skor PRST.

Keywords