Jurnal Psikologi Teori dan Terapan (Feb 2012)

Studi Kasus Dinamika Emosi Pada Anak Autis

  • Riza Noviana Khoirunnisa,
  • Mochammad Nursalim

DOI
https://doi.org/10.26740/jptt.v2n2.p108-120
Journal volume & issue
Vol. 2, no. 2
pp. 108 – 120

Abstract

Read online

This study aimed at exploring the emotional dynamics of children with autistic. A qualitative approach with case study method was employed. Two autistic children with average autism severity in Cita Hati Bunda School and Therapy Center for autistic children Sidoarjo were recruited as participants. Data were collected from interviews, observation, and relevant documents. The Plutchik’s concept of emotion components, namely stimulus event, inferred cognition, physiological arousal, feeling state, impulse to action, and overt behaviour and effect was used to invoke some psychological insight in the analysis. The study found that the dynamic of emotions that occurs in autistic children was influenced mainly by situational factors. The result suggested that autistic children need more times to perceive the contexts of stimuli. However, this study was not able to explain how these children make meanings of those stimuli. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika emosional pada anak-anak autis. Pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus diguna-kan. Dua anak autis dengan tingkat keparahan autisme rata-rata di Cita Hati Bunda Sekolah dan Terapi Pusat autis anak Sidoarjo direkrut sebagai partisipan. Data dikumpulkan dari wawancara, observasi, dan dokumen yang relevan. Konsep Plutchik tentang komponen emosi, yaitu stimulus event, inferred cogni-tion, physiological arousal, feeling state, impulse to action, overt behaviour dan effect digunakan untuk memberikan wawasan psikologis dalam menganalisis data. Studi ini menemukan bahwa meskipun ketika emosi itu bangkit anak-anak autistik ini tidak mampu mengontrolnya, namun dinamika emosi yang terjadi pada anak autistik sesungguhnya dipengaruhi terutama oleh faktor situasional. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak autis perlu waktu yang lebih banyak untuk memahami konteks rangsangan. Namun, penelitian ini tidak dapat menjelaskan bagaimana anak-anak ini memaknai berbagai rangsangan yang mereka terima.

Keywords