JKP (Jurnal Keperawatan Padjajaran) (Oct 2017)
Pengaruh Latihan Kekuatan terhadap Restless Legs Syndrome Pasien Hemodialisis
Abstract
Restless legs syndrome (RLS) adalah gangguan sensorimotor yang banyak terjadi pada pasien hemodialisis (HD). Terapi farmakologi merupakan pilihan utama penanganan RLS yang justru berisiko menimbulkan efek samping. Optimalisasi fisik pasien HD melalui latihan kekuatan dinilai berpotensi efektif memperbaiki restless legs syndrome. Belum terdapat penelitian yang mengklarifikasi pengaruh latihan kekuatan terhadap RLS. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh latihan kekuatan terhadap skala RLS pada pasien HD di Unit Hemodialisis di RS Margono Soekardjo dan RSUD Banyumas. Metode quasi eksperimen dengan pre-post test with control group design ini menggunakan sampel sebanyak 32 pasien HD (15 pasien intervensi dan 17 pasien kontrol) dengan teknik cluster random sampling. Cluster random sampling dalam penelitian ini adalah penggunaan tempat penelitian sebagai kelas, yaitu satu rumah sakit untuk intervensi dan rumah sakit lainnya digunakan untuk kontrol. Latihan kekuatan pada ekstremitas atas dan bawah diberikan 2 minggu sekali saat proses hemodialisis berlangsung selama 8 minggu. Skala RLS diukur menggunakan IRLS Scale. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antar kelompok dari usia, ureum, adekuasi, lama HD, jenis kelamin, penyakit kormobid maupun penggunaan obat. Antar kelompok memperlihatkan terdapat perbedaan nilai TIBC (p=0,000). Skala RLS kelompok intervensi menunjukan perbaikan dengan selisih mean -1 yang menandakan penuruan skala, adapun pada kelompok kontrol justru terlihat peningkatan kondisi RLS dengan selisih mean 1,29. Analisis antar kelompok terlihat signifikansi berbeda (p=0,035) yang menunjukkan terdapat pengaruh latihan kekuatan terhadap skala RLS. Latihan kekuatan penting sebagai bagian dalam pengelolaan pasien uremik RLS.
Keywords