Sari Pediatri (Nov 2016)
Karakteristik Klinis dan Epidemiologis Avian Influenza A (H5N1) Anak Di Indonesia, Tahun 2005-2007
Abstract
Latar belakang. Indonesia merupakan negara tertinggi di dunia yang melaporkan kasus avian influenza A(H5N1) dengan proporsi kematian yang tinggi (83%). Sampai saat ini belum banyak penelitian kasus avian influenza A(H5N1) anak di Indonesia. Tujuan. Mengetahui pola epidemiologis, klinis, laboratoris, dan radiologis dalam hubungannya dengan kesembuhan atau kematian kasus avian influenza A (H5N1) anak. Metode. Studi retrospektif dari 37 kasus konfirmasi avian influenza anak di Indonesia berdasarkan data Badan Litbangkes dan Dirjen P2PL, Depkes RI serta WHO Indonesia dan disajikan secara deskriptif. Hasil. Riwayat kontak secara langsung dan tidak langsung dengan unggas (37,84%) sebanding dengan kontak pada kasus konfirmasi avian influenza (35,14%), 12 kasus diantaranya merupakan anggota kluster keluarga. Kasus terbanyak pada kelompok umur 5-<12 tahun (50,62%). Domisili kasus anak terutama di tiga propinsi Indonesia yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Proporsi kematian avian influenza anak Indonesia lebih rendah (67,57%) dibanding proporsi kematian nasional (82,8%) tetapi masih sedikit lebih tinggi dari proporsi kematian global (59,45%). Gejala klinis utama yaitu demam (100%), batuk (86,49%), sesak (81,08%), serta penurunan kesadaran (62,16%). Pneumonia terjadi pada 59,46% kasus dengan proporsi kematian 68,18%. Kelompok yang mendapat oseltamivir (37%) mempunyai peluang hidup lebih besar dari pada kelompok yang tidak mendapat oseltamivir (20%), demikian pula lama awitan sakit dan dosis awal oseltamivir pada kelompok nonfatal lebih pendek (median 5,5 hari dengan rentang waktu 2-10 hari) dibanding kelompok yang fatal (median 8,5 hari, rentang 3-22 hari) menunjukkan makin cepat mendapat terapi oseltamivir memberi peluang hidup lebih baik. Kesimpulan. Spektrum klinis avian influenza yang luas menempatkan penyakit ini sebagai diagnosis banding yang perlu dipertimbangkan termasuk kematian yang tidak jelas penyakitnya pada kluster keluarga atau sakit berat lainnya. Terapi oseltamivir memberi peluang hidup lebih baik disamping penemuan kasus dini serta perawatan secepatnya.
Keywords