Jurnal Teknik Mesin (Mar 2017)

ANALISIS AUDIT ENERGI UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI GEDUNG AB, KABUPATEN TANGERANG, BANTEN

  • Agung Wahyudi Biantoro,
  • Dadang S. Permana

DOI
https://doi.org/10.22441/jtm.v6i2.1186
Journal volume & issue
Vol. 6, no. 2
pp. 85 – 93

Abstract

Read online

Hingga saat ini energi memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan peradaban manusia. Salah satu persoalan yang muncul dalam penggunaan energi adalah masih banyaknya penggunaan energi fosil, padahal energi ini sangat terbatas di muka bumi. Oleh karena itu perlunya efisiensi penggunaan energi di seluruh lini bidang kehidupan, termasuk pada lembaga pemerintah, swasta maupun masyarakat. Gedung AB, Kabupaten Tangerang merupakan salah satu institusi pemerintah yang terus berbenah dan mengambil peran aktif dalam menyukseskan program penghematan energy, yaitu dengan melakukan audit energy. Salah satu parameter yang digunakan dalam audit energy adalah intensitas konsumsi energi (IKE). IKE adalah istilah yang digunakan untuk menentukan konsumsi energi dari sistem (bangunan). Nilai EUI dapat ditemukan dengan membagi total energi yang dikonsumsi oleh bangunan dalam satu tahun dengan total luas lantai kotor bangunan. Berdasarkan hasil perhitungan, IKE pada Gedung AB, Kabupaten Tangerang adalah 48,33 kWh/m2/tahun, masuk dalam kategori sangat efisien. Gedung ini masuk dalam kategori sangat efisien karena sebagian besar ruang menggunakan ventilasi alami, banyak AC yang tidak bekerja karena rusak, banyak ruang yang kapasitas AC nya terlalu kecil, dan Intensitas pencahayaan (Lux) kurang terang (dibawah standar SNI). Kondisi lampu penerangan rata-rata dibawah standar SNI pencahayaan buatan dan kondisi ini akan mempengaruhi kenyamanan kerja karyawan. Intensitas pencahayaan rata-rata tiap ruangan dibawah 210 Lux. Kondisi AC secara umum dibawah kinerjanya yang berpotensi pemborosan energi listrik, dengan nilai RH antara 48,1% – 78,8% (dibawah standar SNI). Usia AC sudah tidak efisien karena sudah melebihi batas usia ekonomis maupun teknis (˃10 tahun), dengan suhu ruang kerja rata-rata diatas 260C. Kondisi ini diduga akan mempengaruhi kenyamanan kerja dan kinerja karyawan.