Madaniya (Nov 2023)

Pendampingan Pengelolaan Usaha UMKM Isi Ulang Bali di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung

  • I Gusti Ayu Astri Pramitari,
  • Kadek Nita Sumiari,
  • Ketut Nurhayanti,
  • I Komang Wiratama

DOI
https://doi.org/10.53696/27214834.591
Journal volume & issue
Vol. 4, no. 4

Abstract

Read online

Rusaknya lingkungan akibat peningkatan jumlah sampah menjadi isu yang dialami hampir sebagian besar daerah di Indonesia, salah satunya di Provinsi Bali. Sebagai salah satu destinasi wisata yang paling populer, keindahan alam di Bali tak luput dari pencemaran yang diakibatkan oleh banyaknya jumlah sampah khususnya sampah plastik. Isi Ulang Bali adalah stasiun isi ulang/refill station untuk kebutuhan sehari-hari, berupa deterjen, pelembut pakaian, sabun cuci tangan, sabun cuci piring, sabun dan shampoo, hand sanitizer, disinfektan, pembersih lantai, pembersih toilet, shampoo untuk hewan, dan masih banyak lagi produk-produk eco-friendly lainnya. Dengan konsep ramah lingkungan dan konsep mengisi ulang produk, pelanggan hanya perlu botol/kemasan plastik yang dapat digunakan berulang kali untuk diisi ulang. Sebagai UMKM yang baru berdiri masih banyak permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan usaha Isi Ulang Bali, diantaranya berkaitan dengan penataan toko, pengelolaan stock barang baik dari segi jumlah maupun keamanannya, distribusi barang hingga pencatatan keuangan. Jenis barang yang cukup banyak dengan luas toko yang relatif sempit mengakibatkan barang menjadi tertata kurang rapi, selain itu bentuk toko yang semi permanen dan terletak di lokasi yang cukup ramai mengakibatkan seringnya toko menjadi sasaran pencurian, sehingga dapat dikatakan keamanannya masih kurang. Dari sisi distribusi barang, masih banyak pelanggan yang mengharapkan jasa pengantaran ke rumah-rumah, hal ini mengakibatkan lokasi yang bisa dijangkau masih relatif sedikit. Pengelolaan keuangan masih dilakukan secara manual baik pencatatan pendapatan maupun pengeluaran biaya sehingga masih ada beberapa transaksi yang tidak tercatat. Pemilik juga belum mampu menyusun laporan keuangan sehingga pemilik tidak mengetahui secara pasti berapa keuntungan yang diperoleh. Solusi yang ditawarkan adalah dengan memberikan bantuan baik berupa barang untuk penataan toko maupun pengelolaan persediaan, sistem akuntansi yang terkomputerisasi serta pemberian penyuluhan terkait dengan program kemitraan untuk meningkatkan jaringan distribusi, pengelolaan sosial media serta penggunaan sistem akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan yang diperlukan.

Keywords