Majalah Geografi Indonesia (Oct 2016)

Kajian Degradasi Lahan Sebagai Dasar Pengendalian Banjir di DAS Juwana

  • Arina Miardini,
  • Totok Gunawan,
  • Sigit Heru Murti

DOI
https://doi.org/10.22146/mgi.15633
Journal volume & issue
Vol. 30, no. 2
pp. 134 – 141

Abstract

Read online

Adanya pemanfaatan lahan yang intensif dan ekspolitatif dapat menurunkan daya dukung dan fungsi lingkungan DAS yang menyebabkan lahan menjadi terdegradasi. Tingginya luasan lahan kritis menjadi ancaman terhadap daya dukung DAS yang akan berdampak pada ketidakseimbangan hidrologi dalam DAS. Salah satu akibat ketidakseimbangan hidrologi dalam DAS adalah terjadinya banjir. DAS Juwana merupakan DAS Prioritas I berdasarkan penetapan 108 DAS prioritas. Salah satu indikator untuk menentukan degradasi dalam DAS dapat diketahui berdasarkan nilai koefisien aliran. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik fisik DAS yang berpengaruh dalam penentuan koefisien aliran, menghitung koefisien aliran dengan mempertimbangkan parameter karakteristik fisik DAS dan memberikan rekomendasi pengelolaan banjir di DAS Juwana yang potensial banjir dalam mendukung upaya pengelolaan DAS dari hulu sampai hilir. Koefisien aliran dihitung denggan menggunakan metode cook yang memperhitungkan parameter kemiringan lereng, infiltrasi tanah, tutupan vegetasi dan simpanan permukaan. Perumusan pengendalian banjir dilakukan dengan melakukan penatagunaan lahan yang disesuaikan dengan arahan fungsi penggunaan lahan sehingga diharapkan menurunkan nilai koefisien aliran dan debit banjir. Karakteristik fisik DAS Juwana yang mempengaruhi penentuan koefisien aliran berdasarkan metode Cook yaitu Kemiringan lereng dengan rata-rata skor C sebesar 0,178, kerapatan aliran dengan rata-rata skor 0,084, infiltrasi dengan rata-rata skor 0,115 dan tutupan vegetasi dengan rata-rata skor 0,127. Kontribusi masing masing parameter dalam penilaian koefisien aliran yang memiliki pengaruh paling terbesar sampai paling terkecil dalam besarnya koefisien aliran yaitu kemiringan lereng yang memiliki pengaruh sebesar 35,39%, kemudian tutupan vegetasi sebesar 25,25%, infiltrasi sebesar 22,86% dan terakhir adalah kerapatan aliran yang berkontribusi sebesar 16,70%. Nilai koefisien aliran di DAS Juwana sebesar 50,25% yang termasuk kriteria tinggi. Daerah yang menjadi prioritas penanganan dalam pengendalian banjir terdapat pada satuan lahan yang memiliki nilai koefisien aliran tinggi sampai ekstrim seluas 48042,46 ha atau sebesar 36,84% dari luas DAS Juwana. Dalam upaya mengendalikan banjir dirumuskan beberapa pengelolaan yaitu penatagunaan lahan merestorasi, reklamasi dan konservasi penggunaan lahan sesuai dengan arahan fungsi penggunaan lahan sehingga dapat dikendalikannya aliran permukaan (surface run-off) karena berfungsinya tutupan vegetasi pada setiap penggunaan lahan disertai dengan pengelolaan lahan yang berbasis konservasi tanah dan air serta melalui pendekatan kolaboratif dengan memperhatikan potensi dan sensitivitas sumberdaya dalam DAS dan pesisir sehingga diperoleh pengelolaan yang terpadu.

Keywords