Jurnal Pendidikan Geografi (Jun 2020)

Pemetaan dan strategi kebijakan: dampak kerusakan tanah untuk produksi biomasa di Kota Depok

  • Tatan Sukwika,
  • Irman Firmansyah

DOI
https://doi.org/10.17977/um017v25i22020p114
Journal volume & issue
Vol. 25, no. 2
pp. 114 – 127

Abstract

Read online

Depok area was planned to had a harmonious use of space between settlements, socio-economic activities and conservation efforts. The rapid growth of the region had implications for land needs, including conversion of agricultural land. The area indicated with high potential for soil damage for biomass production was the Sawangan district. The purpose of study was the mapping of policy strategies for preventing soil damage for biomass production. The method used was survey mapping and descriptive analysis. The result shows that status of land damage for biomass production was categorized as moderate and high category. The priority policy was to reduce the use of chemical fertilizers and the application of liming before planting. The recommendation was that the "moderate" land damage category was for dry land-use, while the "high" category was as land-use for vacant land. Kawasan Depok direncanakan terdapat pemanfaatan ruang yang serasi antara untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi dan upaya konservasi. Pesatnya pertumbuhan kawasan berimplikasi pada kebutuhan lahan, antara lain konversi lahan pertanian. Kawasan yang diindikasi potensi kerusakan tanah tinggi untuk produksi biomassa adalah kecamatan Sawangan. Tujuan kajian penelitian ini adalah pemetaan strategi kebijakan untuk pencegahan kerusakan tanah untuk produksi biomassa. Metode yang digunakan adalah survei pemetaan dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa status kerusakan lahan untuk produksi biomassa adalah kategori sedang dan tinggi. Berdasarkan hirarki alternatif kebijakan terdapat prioritas pengurangan penggunaan pupuk kimia dan penerapan pengapuran sebelum masa tanam. Rekomendasinya, kerusakan tanah kategori "sedang" untuk penggunaan lahan kering, sedangkan kategori "tinggi" untuk penggunaan lahan tanah kosong.

Keywords