Jurnal Fitopatologi Indonesia (Jan 2024)
Dry Heat Treatment and Galangal Rhizome Extract on Soybean Seeds Infected with Xanthomonas axonopodis
Abstract
Kedelai (Glycine max) adalah salah satu sumber protein nabati yang kebutuhannya terus meningkat. Salah satu kendala utama pada budi daya kedelai ialah penyakit tular benih membisul oleh bakteri Xanthomonas axonopodis pv. glycine. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi perlakuan panas kering dan ekstrak rimpang lengkuas terhadap penekanan populasi X. axonopodis pv. glycine dan vigor benih kedelai yang terinfeksi bakteri. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap. Percobaan pertama ialah perlakuan panas kering pada suhu 45 ℃ dengan waktu pemanasan 6, 12, dan 24 jam, serta kontrol tanpa pemanasan. Percobaan kedua ialah perendaman biji selama satu jam di dalam ekstrak rimpang lengkuas dengan konsentrasi 25%, 20%, dan 15%, serta kontrol (air). Peubah yang diamati ialah jumlah populasi bakteri, daya kecambah, vigor, dan viabilitas benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan panas dan ekstrak rimpang lengkuas berpengaruh nyata terhadap penurunan populasi X. axonopodis terbawa benih kedelai. Perlakuan benih kedelai dengan panas kering selama 24 jam menyebabkan benih bebas dari X. axonopodis, tetapi perkecambahan dan vigor benih mengalami penurunan. Sementara perlakuan benih dengan ekstrak rimpang lengkuas 25% menyebabkan populasi X. axonopodis menurun hingga 7.0 × 102 cfu mL-1, dengan tidak memengaruhi vigor dan viabilitas kedelai. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa perlakuan panas kering memiliki potensi lebih baik dibandingkan dengan ekstrak rimpang lengkuas dalam mengeleminasi X. axonopodis dalam benih kedelai. Namun, karena perlakuan panas memiliki dampak negatif terhadap perkecambahan benih maka perlu dicari suhu dan waktu pemanasan yang optimal untuk menekan populasi X. axonopodis tanpa mengurangi viabilitas benih.
Keywords