Squalen (Jun 2008)

Kandungan Logam Berat pada Beberapa Lokasi Perairan Indonesia pada Tahun 2001 sampai dengan 2005

  • Tuti Hartati Siregar,
  • Jovita Tri Murtini

DOI
https://doi.org/10.15578/squalen.v3i1.165
Journal volume & issue
Vol. 3, no. 1
pp. 7 – 15

Abstract

Read online

Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar yang perlu diwaspadai. Di Indonesia, pencemaran logam berat dapat berasal dari limbah industri, pertanian maupun rumah tangga. Oleh karena itu, Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan telah melakukan penelitian monitoring residu logam berat pada biota maupun perairan di beberapa lokasi selama 5 tahun yaitu dari tahun 2001 sampai dengan 2005. Tulisan ini merupakan review dari hasil penelitian tersebut. Pada tahun 2001, Perairan Dadap, Cilincing, Demak, dan Pasuruan telah tercemar oleh logam Hg, sementara Perairan Tanjung Pasir dan Blanakan belum tercemar dengan residu Hg di bawah 2 ppb. Pada tahun 2002, perairan laut di Sumatera yang diwakili oleh Perairan Mentok, Perairan Tanjung Balai, Perairan Tanjung Jabung Timur, dan Perairan Bagan Siapi-api terbukti masih aman untuk kebutuhan perikanan dengan residu Hg kurang dari 2 ppb. Kerang yang hidup di perairan tersebut juga masih aman untuk dikonsumsi. Ambang batas residu logam dalam produk perikanan adalah Hg 500 ppb, Cd 1.000 ppb, Pb 2.000 ppb, dan Cu 20.000 ppb. Pada tahun 2002, perairan Sidoarjo juga masih dalam batas aman dengan residu Hg kurang dari 2 ppb, tetapi Perairan Pasuruan telah tercemar oleh logam Hg dengan residu Hg di atas 2 ppb. Pada tahun 2002, kerang yang hidup di perairan Jawa dan Bali masih aman untuk dikonsumsi. Pada tahun 2003, perairan di Kalimantan dan Sulawesi masih dalam batas aman, begitu juga dengan biota yang hidup di perairan tersebut masih aman untuk dikonsumsi. Pada tahun 2005, Muara Sungai Kahayan dan Muara Sungai Barito telah tercemar oleh logam Cd dan Cu, tetapi ikan yang hidup di dalamnya masih aman untuk dikonsumsi. Pada tahun tersebut Waduk Saguling telah tercemar oleh logam Pb, Cd, dan Cu sementara Waduk Cirata tercemar oleh logam Hg dan Waduk Jatiluhur tercemar oleh logam Cu dan Cd. Ikan yang hidup di ketiga waduk tersebut masih aman untuk dikonsumsi.

Keywords