Jurnal Agrotek Tropika (Sep 2023)

PENINGKATAN PRODUKSI BENIH F1 JAGUNG HIBRIDA MELALUI SISTEM TANAM DAN RASIO INDUK JANTAN DAN BETINA

  • Suwardi Suwardi

DOI
https://doi.org/10.23960/jat.v11i4.6247
Journal volume & issue
Vol. 11, no. 4
pp. 563 – 569

Abstract

Read online

Salah satu rendahnya produksi jagung adalah kurangnya ketersediaan benih yang berkualitas dan kurang akuratnya teknis budidaya jagung. Upaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi jagung adalah menerapkan rasio tanaman induk jantan dan betina dan sistem tanam. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh sistem tanam dan rasio jantan betina terhadap hasil F1 benih jagung hibrida Bima 20. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Maros, Balai Penelitian Tanaman Serealia dari bulan Mei – Agustue 2020. Penelitian menggunakan rancanganpetak terbagi menempatkan jarak tanam sebagai petak utama dan rasio jantan, betina dan penebasan jantan setelah fase penyerbukan (SFP) sebagai anak petak. Sistem tanam yaitu 1) L1A : Jarak tanam (100-40) X 20 cm (1 jantan : 3 betina) tanpa tebas barisan jantan setelah fase penyerbukan (SFP), 2) L1B : Jarak tanam (100-40) X 20 cm (1 jantan : 3 betina) tebas barisan jantan SFP, 3) L2A : Jarak tanam 50 x 20 cm ( 1 jantan : 2 betina) tanpa tebas barisan jantan SFP, 4) L2B: Jarak tanam 50 x 20 cm ( 1 jantan : 2 betina) tebas barisan jantan setelah fase penyerbukan, 5) N1A : Jarak tanam 70 x 20 cm (1 jantan 3 betina) tanpa tebas barisan jantan SFP, 6) N1B : Jarak tanam 70 x 20 cm (1 jantan 3 betina) tebas barisan jantan SFP, 7) N2A : Jarak tanam baris betina 70 x 20 cm dan baris antar jantan 210 cm diantara baris betina (35 cm) (1 jantan : 3 betina) tanpa tebas barisan jantan SFP, 8) N2B : Jarak tanam baris betina 70 x 20 cm dan baris antar jantan 210 cm diantara baris betina (35 cm) (1 jantan : 3 betina) tebas barisan jantan SFP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tanam berpengaruh nyata terhadap panjang tongkol, tinggi letak tongkol, jumlah baris tiap tongkol dan bobot 100 biji, sedang penebasan dan tanpa penebasan tanaman jantan setelah fase penyerbukan (SFP) berpengaruh sangat nyata terhadap produksi. Penebasan barisan jantan setelah fase penyerbukan dapat meningkatkan produksi. Produksi tertinggi pada perlakuan sitem tanam L2B (10,72 t/ha) dan N2B (10,90 t/ha).

Keywords