Sari Pediatri (Dec 2016)
Intoleransi Laktosa pada Anak dengan Nyeri Perut Berulang
Abstract
Sakit perut berulang (SPB) merupakan masalah yang sering ditemukan pada anak terutama dalam hal pendekatan diagnosis dan tatalaksana. Sebagian besar penyebab SPB adalah gangguan fungsional dan hanya sebagian kecil (10%) yang disebabkan oleh kelainan organik. Intoleransi laktosa dilaporkan merupakan penyebab SPB terbanyak pada anak berusia di atas 5 tahun. Intoleransi laktosa terjadi akibat ketidakmampuan laktase menghidrolisis laktosa yang masuk ke dalam usus halus. Manifestasi klinis yang diperlihatkan sangat bervariasi seperti mual, muntah, sakit perut, kembung, sering flatus dan diare. Berbagai pemeriksaan penunjang dapat digunakan untuk mendiagnosis keadaan intoleransi laktosa. Uji hidrogen napas merupakan alat diagnostik pilihan saat ini, karena bersifat non invasif dan mempunyai nilai sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi, serta sangat mudah dan aman dilakukan pada anak. Biopsi usus masih merupakan uji diagnostik baku emas untuk mengukur aktivitas laktase. Prevalens intoleransi laktosa di berbagai tempat di dunia sangat beragam. Ras dan pola hidup dalam mengkonsumsi susu/produk susu dilaporkan berperan pada aktivitas laktase. Di Indonesia, prevalens intoleransi laktosa pada anak pernah dilaporkan dengan memperlihatkan peningkatan prevalens sesuai dengan bertambahnya usia, tetapi prevalens intoleransi laktosa pada anak yang menderita SPB belum pernah dilaporkan.
Keywords