Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani (Sep 2020)

Teologi, Musik, dan Perdamaian: Visi Teologi Lukas 12: 51-53 dan Analisis Musik Ode Buat Maluku

  • Dewi Tika Lestari,
  • Yohanes Parihala

DOI
https://doi.org/10.30648/dun.v5i1.318
Journal volume & issue
Vol. 5, no. 1
pp. 37 – 56

Abstract

Read online

Abstract. The reality of religion plurality such as in Indonesian could be an opportunity in weaving harmony to build the nation, but it could also threat the unity of the nation. The threath is when controversial religious doctrines are understood literally. Religious teachings can easily be used as instruments of conflict. This article aimed to interpret one of Jesus' controversial teachings that Jesus did not come to bring peace as found in Luke 12: 51-53. The fact of the religion that was used as conflict instrument was also criticize by music ode buat Maluku. Thus, through the interpretative analysis method in qualitative research, this article aimed to interpret and find the theological vision of Luke 12: 51-53 and to weave it with an analysis of ode buat Maluku music. The results of the analysis showed that theology and music have the same nature in speaking for peace. Abstrak. Realitas kemajemukan agama seperti yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dapat menjadi peluang merajut kebersamaan untuk membangun kehidupan bangsa, tetapi juga dapat menjadi tantangan yang mengancam keutuhan bangsa. Tantangannya adalah ketika ajaran-ajaran agama yang kontroversial dipahami secara harfiah. Ajaran agama dengan mudah dapat dijadikan sebagai instrumen konflik. Artikel ini bertujuan untuk menafsirkan salah satu ajaran Yesus yang tampak kontroversial bahwa Yesus datang bukan untuk membawa damai melainkan pertentangan seperti yang terdapat dalam Lukas 12:51-53. Kritik terhadap realitas agama yang dijadikan instrumen konflik juga terdapat di dalam karya musik ode buat Maluku. Dengan demikian, melalui metode analisis interpretatif dalam penelitian kualitatif, artikel ini bertujuan untuk menafsirkan dan menemukan visi teologis Lukas 12:51-53 dan merajutnya dengan analisis karya musik ode buat Maluku. Hasil analisis menunjukkan bahwa teologi dan musik memiliki hakekat yang sama untuk menyuarakan perdamaian.

Keywords