Jurnal Abdimas (Jan 2019)

PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH MINYAK GORENG BEKAS MENJADI SABUN CUCI PIRING UNTUK PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

  • Ratna Dewi Kusumaningtyas,
  • Nur Qudus,
  • Rr Dewi Artanti Putri,
  • Rini Kusumawardani

Journal volume & issue
Vol. 22, no. 2
pp. 201 – 208

Abstract

Read online

Desa Sekaran memiliki Pertumbuhan penduduk, perkembangan industry, restoran dan usaha kuliner pesat karena terdapat universitas yang setiap tahunnya mengalami peningkatan mahasiswa. Hal ini memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat, namun di sisi lain juga menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan dari sisi lingkungan. Salah satu dampak negatif dari keberadaan usaha kuliner di wilayah Gunungpati adalah volume limbah minyak goreng tinggi. Ini terjadi karena kebanyakan masyarakat, dalam ha1 ini adalah para pedagang membuang limbah minyak goreng begitu saja. limbah minyak goreng tersebut apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan masalah bagi lingkungan, yaitu menjadikan lingkungan kotor dan dapat menemari air serta tanah. Untuk mengatasi masalah itu, perlu adanya inovasi dalam pengelolaan limbah minyak goreng dengan melibatkan masyarakat luas sehingga limbah minyak goreng dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis. Salah satu potensi limbah minyak goreng adalah kandungan asam lemak dari minyak nabati yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan menjadi sabun cuci piring yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah volume limbah minyak goreng yang tinggi, dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bagi limbah minyak goreng dengan jalan mengolah limbah minyak goreng menjadi sabun cuci piring. Pelatihan ketrampilan mengenai pengolahan limbah minyak goreng menjadi sabun cuci piring ramah lingkungan telah dilaksanakan bagi masyarakat di desa Sekaran wilayah Gunungpati. Pengabdian masyarakat ini memberikan manfaat: 1) Masyarakat mengetahui dampak negative minyak goreng bekas terhadap kesehatan dan lingkungan, 2) Masyarakat mengetahui dan terampil mengaplikasikan teknologi tepat guna pengolahan minyak jelantah menjadi sabun cuci piring, 3) Masyarakat mengetahui potensi ekonomis limbah minyak goreng bekas, 4) Mendorong pemberdayaan masyarakat melalui penerapan teknologi tepat guna.

Keywords