EduChemia (Jan 2018)
Optimasi Ekstraksi Protoporphyrin-IX dari Kerabang Telur Puyuh (Coturnix Coturnix L.)
Abstract
Industri tekstil banyak menggunakan pewarna sintetik karena mudah dalam pewarnaan dan murah, tetapi memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan sekitar. Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan membuat peusahaan tekstil mencoba kembali menggunakan pewarna alami. Kerabang telur puyuh memiliki protoporphyrin IX yang dapat digunakan sebagai pewarna. Kondisi optimum ekstraksi protoporphyrin IX dari kerabang telur puyuh perlu diteliti lebih lagi ditinjau dari komposisi pelarut, metode, dan siklus ekstraksi. Kerabang telur puyuh dikeringkan kemudian diekstraksi menggunakan pelarut metanol 96% dan HCl (v/v) (HCl(p) dan HCl 5%, v/v) dengan metode maserasi dan ultrasonik. Siklus ekstraksi dioptimalkan dengan variasi hingga 5 siklus. Penetapan kadar protoporphyrin dilakukan dengan menggunakan spektroskopi UV-VIS berdasarkan persamaan Lambert-Beer. Ekstrak difraksinasi menggunakan klorofom dengan rasio 1 : 2 v/v (klorofom : ekstrak). Fase organik dipindai dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kerabang telur puyuh mengandung protoporphyrin IX, terlihat dari hasil spektra yang cocok dengan spektra protoporphyrin standard. Kondisi ekstraksi protoporphyrin yang optimum didapatkan dengan menggunakan pelarut metanol 96% dan HCl(p) 5% (v/v) secara maserasi. Siklus ekstraksi protoporphyrin yang optimal adalah 3 siklus dengan kadar protoporphyrin dalam ekstrak adalah 1,92 ×10-2 % b/b.
Keywords