Journal of Islamic World and Politics (Jun 2022)
The Power Relations between Mursyid and Murid: Study of the Tarekat of Qadiriyah Wa Naqsabandiyah in the Islamic Boarding School Darul 'Ulum, Jombang
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji relasi kuasa mursyid dan murid dalam Tarekat Qadiriyah Wan Naqsabandiyah pesantren Darul ‘Ulum Jombang. Menggunakaan metode kualitatif melalui studi literatur dan dokumen, penelitian ini menganalisis relasi kuasa mursyid dan murid berdasarkan teori kekuasaan Roberth A. Dahl (1957), yang mencakup dimensi basis kekuasaan, instrumen kekuasaan, respon dan peluang keterjangkauan kekuasaan untuk memengaruhi pengikut/murid. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa relasi kuasa Mursyid dan Murid dalam tarekat Tarekat Qadiriyah Wan Naqsabandiyah pesantren Darul ‘Ulum Jombang dilakukan melalui jalinan relasi mursyid dan murid dalam bentuk, pelaksanaan rutinitas ritual dizikir seninan dan kemisan yang menjadi aksi dan kesempatan bagi murid untuk berdo’a melalui perantara mursyid. Kewajiban murid untuk melakukan dzikir melalui perantara mursyid menjadi instrumen bekerjanya relasi kuasa antara mursyid dan murid yang berjalan secara efektif. Selanjutnya, rutinitas dizikir seninan dan kemisan menjadi sarana kekuasaan yang digunakan oleh mursyid untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan spiritual yang wajib dilaksanakan murid. Harapan untuk memperoleh keselamatan mendorong seorang Murid untuk selalu memberikan kepatuhan dan kepasrahannya kepada Mursyid. Berikutnya adalah relasi kuasa terbentuk melalui respon murid untuk selalu mencari jalan keselamatan melalui perantara mursyid dan mematuhi apa yang diperintahkan atau dinasehatkan oleh mursyid, yang dalam studi ini dilakukan melalui tradisi sowan. Melalui sowan, seorang murid akan mendapatkan nasehat dan perintah dari mursyid terhadap berbagai masalah yang disampaikan murid. Terakhir adalah peluang keterjangkauan kekuasaan yang artinya pesan penting yang diberikan mursyid akan selalu dilaksanakan oleh murid sebab mursyid tidak sekadar tokoh sentral yang menduduki posisi teratas dalam struktur jam’iyah tarekat Qadiriyah Wan Naqsabandiyah, tetapi juga memiliki kelebihan membaca mata hati seorang murid di satu sisi dan murid berharap berkah dan pahala di sisi lain.
Keywords