An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (Dec 2020)

STUDY CASE CONTROL PENGGUNAAN SMARTPHONE BERDASARKAN KARAKTERISTIK ANAK USIA 3-6 TAHUN DI KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN

  • Agustina Agustina,
  • Hermansyah Hermansyah

DOI
https://doi.org/10.31602/ann.v7i2.3464
Journal volume & issue
Vol. 7, no. 2
pp. 151 – 156

Abstract

Read online

Data Keminfo yang mengelompokkan komposisi usia, persentase pengguna smartphone yang termasuk kategori usia anak-anak di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar dari 36 % anak usia 3-10 tahun diproyeksikan menggunakan ponsel pintar pada tahun 2018. Lembaga riset Digital Marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan smartphone berdasarkan karakteristik anak pada anak usia 3 – 6 tahun. Tehnik penelitian menggunakan metode observasi analitik dengan metode case control study digunakan sebagai panduan arah pengumpulan data dari total 96 responden dengan menggunakan perbandingan 1:2 dibagi menjadi 32 responden sebagai pengguna smartphone dan 64 responden yang tidak menggunakan smartphone, penentuan kasus penggunaan smartphone berdasarkan sesuai dengan kriteria penelitian. Penelitian dilakukan di TK Nusa Indah Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen pada tanggal 21 November 2018 s/d 30 April 2019. Pengumpulan data ini menggunakan kuesioner. Dari hasil penelitaian dididapatkan proporsi responden mayoritas adalah berjenis kelamin perempuan baik dari kelompok kasus 16 (50%) maupun kelompok Kontrol 34 (53%). Dari segi umur responden diketahui persentasi dari 32 kasus dari 64 kontrol responden mayoritas dengan umur 5 - ≤ 6 tahun 78 (81%). Dari segi status kedudukan anak dari 96 responden diketahui persentasi dari 32 kasus dan 64 kontrol proporsi dengan status kedudukan anak mayoritas anak lahir dengan urutan anak ke 1 (pertama) baik dari kelompok kasus 18 (56%). Sebaiknya tidak diberikan smartphone kepada anak usia 3-6 tahun, seharusnya mereka bermain dengan teman-teman sebayanya. Alangkah lebih baik jika anak-anak bermain permainan tradisional atau sekedar mengobrol bercerita dengan teman-teman mereka.