Sari Pediatri (Nov 2016)

Faktor Prognostik Kegagalan Terapi Epilepsi pada Anak dengan Monoterapi

  • Agung Triono,
  • Elisabeth Siti Herini

DOI
https://doi.org/10.14238/sp16.4.2014.248-53
Journal volume & issue
Vol. 16, no. 4
pp. 248 – 53

Abstract

Read online

Latar belakang. Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologi utama pada anak. Banyak faktor yang memengaruhi kegagalan monoterapi epilepsi pada anak sehingga akan berdampak pada keberhasilan terapi epilepsi secara keseluruhan. Tujuan. Mengetahui faktor prognostik yang dapat digunakan untuk memprediksi kegagalan monoterapi epilepsi pada anak Metode. Penelitian kasus-kontrol pada pasien epilepsi usia 6 bulan sampai dengan 18 tahun yang berobat ke Poli Anak RSUP Dr. Sardjito tahun 2009. Kasus adalah pasien epilepsi yang gagal dengan monoterapi dan kontrol adalah pasien epilepsi yang berhasil dengan monoterapi. Hasil. Didapat 120 pasien dengan 60 pasien kelompok kontrol dan 60 kelompok kasus. Dilakukan analisis univariat pada masing-masing faktor prognostik. Berdasarkan analisis univariat didapatkan beberapa faktor prognostik kegagalan monoterapi, yaitu terapi epilepsi yang tidak segera, frekuensi serangan kejang sebelum terapi, status epileptikus, adanya defisit neurologis, dan adanya kelainan neurologi penyerta. Setelah dianalisis secara multivariat, faktor frekuensi serangan kejang sebelum terapi >10 kali (OR 14,196, IK95%:3,576- 56,348; p<0,01) dan adanya kelainan neurologi penyerta (OR 18,977, IK95%:3,159-113,994; p<0,01 ) merupakan faktor prognostik kegagalan monoterapi Kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak epilepsi dengan serangan kejang lebih dari sepuluh kali sebelum terapi dan adanya kelainan neurologi penyerta merupakan faktor prognostik kegagalan monoterapi.

Keywords