Chemical Engineering Journal Storage (Oct 2023)

PENGARUH KONSENTRASI PELARUT ASAM SITRAT DAN SUHU PADA TAHAP DEMINERALISASI TERHADAP KARAKTERISTIK KITOSAN DARI LIMBAH KULIT UDANG VANNAMEI (LITOPENEUS VANNAMEI)

  • Hajijah Hajijah,
  • Nasrul ZA,
  • Suryati Suryati,
  • Meriatna Meriatna,
  • Sulhatun Sulhatun

DOI
https://doi.org/10.29103/cejs.v3i4.11116
Journal volume & issue
Vol. 3, no. 4
pp. 517 – 532

Abstract

Read online

Kitosan merupakan senyawa varian senyawa kitin yang ditemukan dikulit banyak mengandung krustasea salah satunya yaitu udang. Pembuatan kitosan adalah proses yang paling sederhana dan efektif. Kitosan pada penelitian ini yang digunakan adalah kulit udang vannamei. Udang vannamei dapat dibuat kitosan karena mengandung senyawa kitin. penelitian dibuat untuk bertujuan mengkaji pelarut pengaruh konsentrasi asam sitrat dan suhu pada tahap demineralisasi proses dalam pembuatan kitosan dari limbah kulit udang vannamei. Parameter digunakan untuk membuat kitosan dari kulit udang vannamei. Parameter digunakan untuk mengkaji kadar air, rendemen, kelarutan,viskositas, derajat deastilasi, dan gugus fungsi. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya menggunakan HCL sebagai pelarut pada tahap demineralisasi dari konsentrasi 20%, 30%, 40% dan 50% dan suhu 400C, 500C,600C dan 700C. Pada penelitian ini digunakan konsentrasi pelarut asam sitrat dan suhu dari tahap demeniralisasi pada proses pembuatan kitosan. Hasil pengujian yang terbaik adalah pada konsentrasi pelarut asam sitrat 50% dengan suhu 700C yakni berupa kadar air air sebesar 0,03%, rendemen sebesar 0,25%, kelarutan sebesar 87,9%, viskositas sebesar 3,18%, derajat deastilasi (DD) sebesar 64,58%. Hasil uji FTIR diperoleh gugus fungsi amina ulur vibrasi pada gelombang 3251,98 cm-1, gugus asetamida ulur vibrasi pada gelombang 1660,71 cm-1 dan vibrasi ulur pada gelombang 1259,52 cm-1 menunjukkan pada gugus fungsi asam karboksilat.

Keywords