Madaniya (May 2024)

Edukasi Pencegahan Pernikahan Dini melalui Pendidikan Agama Islam

  • Andi Arif Pamessangi,
  • Hasriadi Hasriadi,
  • Muhammad Zuljalal Al Hamdany,
  • Muh. Yamin,
  • Nur Fakhrunnisaa,
  • Makmur Makmur,
  • Erwatul Efendi,
  • Asgar Marzuki,
  • Ismail Ismail,
  • Aldhy Abdullah

DOI
https://doi.org/10.53696/27214834.820
Journal volume & issue
Vol. 5, no. 2

Abstract

Read online

Pernikahan dini tetap menjadi isu signifikan di berbagai negara, termasuk Indonesia, dengan prevalensi tinggi terutama di daerah pedesaan dan wilayah dengan akses pendidikan terbatas. pernikahan dini memiliki dampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental remaja serta membatasi akses mereka terhadap pendidikan dan peluang ekonomi di masa depan. Faktor-faktor seperti seks bebas pada remaja, kebutuhan ekonomi, dan norma budaya berkontribusi pada tingginya angka pernikahan dini. Dampak negatif pernikahan dini meliputi risiko kesehatan reproduksi, gangguan mental, dan keterbatasan pendidikan yang berpotensi menghambat perkembangan karir dan keterampilan. Melalui pendidikan agama Islam, individu dapat diberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya menunda pernikahan hingga usia yang lebih matang serta hak-hak individu untuk mendapatkan pendidikan dan menentukan pilihan hidupnya. Program pengabdian masyarakat bertema "Membangun Keluarga Berkualitas: Edukasi Pandangan Islam dan Pencegahan Pernikahan Dini" yang dilaksanakan di Desa Balantang, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman remaja dan orang tua tentang risiko dan konsekuensi pernikahan dini. Metode pelaksanaan meliputi seminar dan penyuluhan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman peserta mengenai pentingnya kesiapan fisik, mental, dan emosional sebelum menikah, serta penurunan potensi risiko pernikahan dini di komunitas. Untuk program pengabdian berikutnya, disarankan untuk melibatkan lebih banyak tokoh agama dan komunitas lokal, serta melakukan penyuluhan kesehatan yang lebih mendalam dan kampanye media yang lebih luas untuk mencapai lebih banyak orang. Selain itu, akses pendidikan bagi remaja diperlukan untuk mengurangi faktor-faktor yang mendorong pernikahan dini.

Keywords