Buletin Ilmiah Nagari Membangun (Mar 2022)

EDUKASI KESIAPAN PEMERIKSAAN MANDIRI PENYAKIT HIV PADA KONSELOR PENJANGKAU KELOMPOK LELAKI SEKS LELAKI DI KOTA PADANG

  • Mahathir Mahathir,
  • Bunga Permata Wenny,
  • Rika Sabri,
  • Agus Sri Banowo,
  • Siti Yuliharni,
  • Serly Berlian,
  • Okky Adelirandy,
  • Kintan Resqitha Ekaputri,
  • T. Ramadhani

DOI
https://doi.org/10.25077/bina.v5i1.415
Journal volume & issue
Vol. 5, no. 1
pp. 1 – 12

Abstract

Read online

Kelompok kunci lelaki seks lelaki (LSL) saat ini menjadi perhatian dikarenakan salah satu kelompok yang mengalami peningkatan kasus kejadian infeksi HIV. Stigma sosial memberikan dampak terhadap keinginan atau motivasi populasi kunci LSL untuk memeriksakan diri menjadi rendah. Memilih untuk membiarkan dan mengakses layanan ketika infeksi oportunistik telah muncul, memperburuk situasi dan capaian program pencegahan pada kelompok ini. Situasi gunung es atau tidak terdeteksinya penyakit menular merupakan kondisi memprihatinkan yang harus dicari solusi pendekatan yang sesuai agar dapat melindungi kelompok ini dari HIV. Peningkatan pemeriksaan status harus digiatkan sehingga penting dibentuk sebuah kegiatan agar dapat meningkatkan notifikasi status HIV kelompok kunci LSL. Self-testing/pemeriksaan mandiri status HIV merupakan strategi yang dapat digalakkan untuk mengakomodir pentingnya privasi, kerahasiaan dan ruang personal bagi populasi kunci yang mendapat stigma. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan fokus grup diskusi dengan petugas dan konselor HIV di Yayasan Akbar Kota Padang mengenai pengenalan alat pemeriksaan mandiri/self-testing HIV dan konseling jarak jauh (tele-counselling). Pada bulan November fokus grup diskusi dilakukan untuk membahas kemungkinan strategi untuk diimplementasikan. Peserta mengatakan bahwa penggunaan pemeriksaan mandiri HIV tidak tersedia secara umum dalam pilihan upaya penjangkauan dan pencegahan populasi kunci terutama LSL. Sebagian besar peserta diskusi setuju bahwa memiliki lebih banyak pilihan bebas biaya untuk tes HIV akan meningkatkan tingkat orang yang memilih untuk mengetahui status HIV mereka. Namun, kekhawatiran juga diungkapkan tentang akurasi tes dan kehandalan hasil karena kurangnya pengetahuan teknis tentang bagaimana melakukan tes mandiri oleh populasi. Penting untuk menyediakan program pemeriksaan mandiri pada kelompok LSL agar angka pemeriksaan status dapat ditingkatkan.

Keywords