Jurnal Entomologi Indonesia (Aug 2019)

Biologi, neraca hayati, dan pemangsaan Cryptolaemus montrouzieri Mulsant (Coleoptera: Coccinellidae) pada Paracoccus marginatus Williams & Granara de Willink (Hemiptera: Pseudococcidae)

  • Eka Wahyuningsih,
  • Aunu Rauf,
  • Sugeng Santoso

DOI
https://doi.org/10.5994/jei.16.1.18
Journal volume & issue
Vol. 16, no. 1

Abstract

Read online

Kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus Williams & Granara de Willink (Hemiptera: Pseudococcidae), adalah hama asing invasif yang terdeteksi untuk pertama kalinya di Indonesia pada tahun 2008. Salah satu musuh alami yang umum ditemukan adalah kumbang predator Cryptolaemus montrouzieri Mulsant (Coleoptera: Coccinellidae). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan parameter biologi dan neraca hayati serta pemangsaan C. montrouzieri pada P. marginatus. Pengamatan biologi dan neraca hayati serta pemangsaan dilakukan dengan menempatkan predator C. montrouzieri di dalam cawan Petri yang berisi kutu putih. P. marginatus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan masa inkubasi telur C. montrouzieri adalah 4,35 hari. Perkembangan larva instar-1, instar-2, instar-3, dan instar-4 secara berurutan berlangsung 4,23; 4,21; 5,84; dan 5,93 hari. Prapupa berlangsung 1,95 hari dan pupa 7,55 hari. Masa hidup imago jantan adalah 51,34 hari, sedangkan betina 83,39 hari. Jumlah telur yang diletakkan oleh satu imago betina rata-rata 198,49 butir. Laju reproduksi bersih (Ro) 117,11 individu/betina/generasi, laju pertambahan intrinsik (rm) 0,073 individu/betina/hari, rataan masa generasi (T) 64,776 hari, masa penggandaan (Dt) 9,426 hari, dan laju pertambahan terbatas (λ) adalah 1,076 per hari. Larva instar-4 C. montrouzieri merupakan fase yang paling rakus, dengan rataan jumlah telur, nimfa instar-1, instar-2, instar-3, dan imago betina kutu putih yang dimangsa per hari berturut-turut 188,0 butir; 53,4; 44,0; 26,8; dan 15,6 individu. Indeks preferensi Manly menunjukkan bahwa larva dan imago C. montrouzieri lebih memilih telur dan nimfa instar-1 P. marginatus dibandingkan dengan fase mangsa lainnya. Hasil penelitian mengindikasikan potensi yang tinggi dari C. montrouzieri dalam pengendalian hayati P. marginatus.

Keywords