Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan (Dec 2016)
PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS KELAPA (Cocos nucifera Lin) SEBAGAI TEPUNG DALAM PEMBUATAN MI BASAH
Abstract
Di Indonesia, hampir 75 % sampah merupakan sampah organik yang jika tidak ditangani de-ngan baik akan menimbulkan bau tidak sedap dan menjadi tempat berkembang-biaknya bakteri yang berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat. Industri Jenang Mirah di Desa Josari, Jetis, Ponorogo, Jawa Timur menghasilkan ±1,2 kuintal sampah organik berupa ampas kelapa (Cocos nucifera Lin) yang belum ditangani secara maksimal. Kandungan serat kasar pada am-pas kelapa dapat dimanfaatkan menjadi tepung sebagai substitusi tepung terigu dalam bahan pembuatan makanan, salah satunya mi basah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan uji organoleptik dan masa simpan mi basah yang dihasilkan dari empat formulasi campuran dengan melakukan eksperimen semu menggunakan desain post-test only with con-trol group. Formulasi yang digunakan adalah: Formulasi I, 300 gr tepung ampas kelapa dan 200 gr tepung terigu; Formulasi II, 250 gr tepung ampas kelapa dan 250 gr tepung terigu; For-mulasi III, 200 gr tepung ampas kelapa dan 300 gr tepung terigu; dan Formulasi IV atau kontrol, 500 tepung terigu tanpa tepung ampas kelapa. Dengan panelis sebanyak lima orang dan diuji dengan Kruskall-Wallis pada derajat kebermaknaan 5 %, hasil penelitian menunjukkan bahwa Formulasi III adalah yang paling diterima oleh konsumen (rerata skor 3,98 dengan kategori pe-nilaian “suka”). Formulasi tersebut juga menghasilkan mi basah dengan masa simpan dalam kemasan plastik yang paling lama, yaitu 12 jam.