Jurnal Kedokteran dan Kesehatan (May 2022)

EXTRA CRANIAL FACIAL NERVE ANATOMICAL DISSECTION: FRESH TISSUE VS EMBALMED TISSUE

  • Fifi Veronica,
  • Rani Septriana,
  • Nandina Oktavina,
  • Nita Novita

DOI
https://doi.org/10.32539/JKK.V9I2.17486
Journal volume & issue
Vol. 9, no. 2
pp. 185 – 190

Abstract

Read online

Pengetahuan dasar topografi anatomi dari nervus fasialis sangat penting untuk pada aplikasi klinis. Ukuran nervus fasialis yang sangat kecil dan kurang nya penanda struktur saraf tersebut padadaerah wajah menjadikan cabang ekstra kranial dari nervus fasialis sulit untuk diidentifikasi. Untuk itu pentingnya kemampuan ketrampilan diseksi pada beberapa jaringan seperti jaringan yang segar dan jaringan yang sudah dilakukan preservasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan diseksi anatomi dari nervus fasialis preaparat dari jaringan yang segar dan dari jaringan yang sudah dilakukan preservasi. Metode yang digunakan untuk menentukan topografi ekstra kranial nervus fasialis dilakukan dengan diseksi anatomi pada daerah kepala dari 3 jenazah yang berasal dari Departemen Forensik dan 3 kadaver laboratorium. Garis insisi dimulai dari garis tengah melewati glabela,menuju puncak hidung dan sampai pada lekukan vertikal antara hidung dan mulut. Kemudian dengan menyusuri bagian-bagian kulit, lapisan demi lapisan akan dipisahkan untuk mengidentifikasi cabang dari nervus fasialis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada diseksi anatomi dengan menggunakan jaringan yang sudah dipreservasi, nervus fasialis dan cabang-cabangnya mudah untuk diidentifikasi, tetapi sulit untuk memisahkan lapisan-lapisan kulit daerah wajah dari lapisan Superfisial Musculo Aponeurotic System (SMAS). Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa identifikasi ekstra kanial nervus fasialis lebih mudah dilakukan pada jaringan yang sudah terpreservasi. Sedangkan untuk mengidentifikasi lapisan lapisan kulit pada bagian wajah lebih mudah dilakukan pada jaringan yang masih segar.

Keywords