Amerta Nutrition (Mar 2022)
Penambahan Tepung Ikan Teri (Stolephorus spp) dan Pengenyal Terhadap Kadar Mineral Mikro Bakso Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)
Abstract
Latar Belakang: Stunting pada balita merupakan masalah gizi yang masih banyak terjadi di Kabupaten Jember dengan prevalensi sebesar 37,94% pada tahun 2021. Masalah ini dapat ditanggulangi dengan diversifikasi pengolahan pangan berbahan dasar ikan tongkol (Euthynnus affinis) yang jumlahnya melimpah di Kabupaten Jember. Bakso ikan tongkol diberi perlakuan pengenyal dan diperkaya dengan tepung ikan teri (Stolephorus spp) yang kaya akan mineral mikro yang berpotensi meningkatkan imunitas balita stunting. Tujuan: Menganalisis pengaruh tepung ikan teri dan pengenyal terhadap kadar mineral mikro bakso ikan tongkol. Metode: Penelitian menggunakan pre dan post test dengan rancangan acak kelompok. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok faktorial 3x3 dengan 3 kali ulangan. Perlakuan meliputi penambahan tepung ikan teri (0%, 18% dan 35%), dan pengenyal (tanpa pengenyal, karagenan, dan sodium tripolyphosphate (STTP)). Sampel terdiri dari kelompok perlakuan berjumlah 24 dan kelompok kontrol berjumlah 3. Mineral mikro yang diukur adalah besi, yodium dan selenium. Data dianalisis dengan Two-way Variance of Analysis (ANOVA). Hasil: Bakso ikan tongkol tanpa perlakuan menunjukkan kadar besi 31,72 ± 0,05 mg/100 g, yodium 2,31 ± 0,03 µg/100 g dan selenium 1,69 ± 0,20 µg/100 g. Kesimpulan: Penambahan tepung ikan teri atau pengenyal atau interaksi keduanya berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kadar mineral mikro bakso ikan tongkol.
Keywords