Sari Pediatri (Dec 2016)

Peran Penambahan DHA pada Susu Formula

  • Helena Anneke Tangkilisan,
  • Hesti Lestari

DOI
https://doi.org/10.14238/sp3.3.2001.147-51
Journal volume & issue
Vol. 3, no. 3
pp. 147 – 51

Abstract

Read online

Pertumbuhan otak yang pesat dalam masa pacu tumbuh otak membutuhkan bahan 60% lemak, diantaranya Docosahexaenoic acid (DHA) yang merupakan asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang omega 3. Umumnya susu formula yang beredar saat ini tidak mengandung asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang dengan atom karbon lebih dari 18. ASI bukan hanya mengandung asam oleat (18:2n-6) dan asam linolenat (18:3n-3) tapi juga mengandung asam arakidonat (20:4n-6) dan DHA (22:6n-3). Pada masa janin, DHA dan asam arakidonat didapatkan melalui transfer plasenta. Setelah lahir, diperoleh dari diet atau melalui sintesis pemanjangan rantai dan desaturasi dari asam linoleat dan linolenat. Bayi yang hanya minum susu formula sepenuhnya tergantung pada sintesis endogen dari asam lemak tak jenuh rantai panjang. Penelitian menunjukkan dalam korteks cerebri terdapat kadar DHA yang lebih tinggi pada bayi yang mendapat ASI dibandingkan dengan yang minum susu formula tanpa DHA. Terdapat perbedaan tumbuh kembang antara bayi yang mendapat ASI dan yang mendapat susu formula tanpa DHA. Penambahan DHA dalam komposisi dengan kadar seperti pada ASI telah direkomendasikan oleh banyak lembaga kesehatan.

Keywords