ULAMA TIGA SERANGKAI’S TAFSIR AL-QURÄNUL KARIM: Source, Method and Profiles of the Interpreters

Abstract

Abstract: Tafsir Al-Quränul Karim by Ulama Tiga Serangkai from Binjai North Sumatra has not enticed the attention of scholars of interpretation works because this indigenous text, written in 1937, has been in scarcity from circulation since halting printing. Existing research on Tafsir Al-Quränul Karim by Abdul Halim Hasan, Zainal Arifin Abbas and Abdurrahim Haitami contains misleading information concerning the date of birth of the mufassir. Likewise, the analysis of this commentary book regarding the number of verses interpreted, the sources of reference, and the method of interpretation still needs to be clarified. This study endeavours to continue the existing research by clarifying data about the originality of mufassir and completing the analysis of their commentaries by conducting interviews with the mufassir's relatives, documentation, observations at the mufassir's residences and grave sites, as well as literature study of the manuscripts of this commentary works. The study found that the mufassir in their interpretation using twenty-two books of interpretation, three mu'jams and several Islamic references written by both Muslims and orientalists and even the Bible. While the method of interpretation uses manhaj tahlili, the interpretation style is social (al-adab al-ijtimâ'i).Keywords: Tafsir Al-Quränul Karim, Abdul Halim Hasan, Ulama Tiga Serangkai, Qur’anic exegeses, Indonesia archipelago.Abstrak: Tafsir Al-Quränul Karim karya Ulama Tiga Serangkai asal Binjai Sumatera Utara belum menarik perhatian para ahli tafsir karena teks pribumi yang ditulis tahun 1937 ini sudah langka peredarannya sejak berhenti dicetak. Penelitian yang ada tentang Tafsir Al-Quränul Karim oleh Abdul Halim Hasan, Zainal Arifin Abbas dan Abdurrahim Haitami mengandung informasi yang menyesatkan tentang tanggal lahir mufasir. Demikian juga analisis kitab tafsir ini mengenai jumlah ayat yang ditafsirkan, sumber rujukan, dan metode penafsiran masih perlu diperjelas. Kajian ini berupaya melanjutkan penelitian yang sudah ada dengan mengklarifikasi data tentang keaslian mufasir dan melengkapi analisis tafsir mereka dengan melakukan wawancara dengan kerabat mufasir, dokumentasi, observasi ke tempat tinggal dan makam mufasir, serta studi pustaka terhadap naskah-naskah tersebut. Kajian ini menemukan bahwa para mufasir dalam penafsirannya menggunakan dua puluh dua kitab tafsir, tiga mu'jam dan beberapa referensi Islam yang ditulis baik oleh Muslim maupun orientalis bahkan Injil. Sedangkan metode penafsirannya menggunakan manhaj tahlili, gaya penafsirannya bersifat sosial (al-adab al-ijtimâ'i).Kata Kunci: Tafsir Al-Quränul Karim, Abdul Halim Hasan, Ulama Tiga Serangkai, Tafsir Al-Qur'an, Kepulauan Indonesia