Farabi (Dec 2021)

HEGEMONI MASKULINITAS DALAM POLITIK:

  • Jurisman Kadji,
  • Moh. Ihsan Husnan

DOI
https://doi.org/10.30603/jf.v18i2.2929
Journal volume & issue
Vol. 18, no. 2
pp. 116 – 141

Abstract

Read online

Pemilu merupakan sarana sirkulasi kekuasaan yang dilakukan tanpa kekerasan sebagai syarat sebuah negara demokratis. Tampilnya perempuan sebagai calon legislatif dalam arena kekuasaan menjadi hal yang menarik seiring dengan tuntutan pelibatannya. Meskipun terjadi peningkatan representasi caleg perempuan. Namun faktanya kuota 30 persen di parlemen sulit terpenuhi. Salah satu permasalahannya adalah posisi tawar dari caleg perempuan dalam pemilu legislatif yang masih timpang dibandingkan calon legislatif laki-laki. Dalam riset ini metode yang digunakan peneliti yakni dengan pendekatan kualitatif. Sementara untuk pengumpulan data dilakukan melalui Triangulasi data. Hasil riset yang ada menunjukan problem bukan datang dengan sendiri melainkan ada faktor internal dan eksternal dalam partai politik yang masih menempatkan perempuan dalam posisi subordinat dari laki-laki. Faktor Internal partai, kapasitas sumber daya, dan pengaruh budaya patriarki menjadi faktor dominan yang menghambat representasi perempuan dalam proses rekrutmen calon legislatif 2019. Hal ini terjadi karena Partai politik menjadi arena dan ruang strukturalisme yang sangat patriarki dan pragmatis sehingga hegemoni maskulinitas dalam praktek politik representasi ini masih mapan dipertahankan. Kata Kunci: Hegemoni, Politik, Representasi, Perempuan

Keywords