Ideguru (Nov 2023)
Fenomena Digital Pembelajaran Berdiferensiasi Untuk Memaksimalkan Potensi Peserta Didik Bermetode Brackinalyde Berbasis Tensesdukling
Abstract
Akibat dari dampak kebijakan zonasi yang diterapkan di sekolah pada kurikulum merdeka belajar, ditemukan perbedaan fisik, kesehatan, dan prilaku yang tak mampu ditolak oleh lemabaga. Rumusan masalah yang diangkat adalah bagaimana deskripsi peserta didik yang mengalami perbedaan dalam belajar sehingga menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di SMAN I Tumpang? Bagaimana pola dan model belajar yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi? Bagaimana dampak yang terjadi akibat penerapan pembelajaran berdiferensiasi pada peserta didik di kelas X berkurikulum merdeka belajar? Berapa prosentase ketuntasan belajar fisika yang diperoleh akibat model belajar yang digunakan dalam pembelajaran berdiferensiasi? Tujuan penelitian mendeskripsikan peserta didik yang mengalami perbedaan kondisi dengan teman lainnya, mendeskripsikan pola dan model belajar yang digunakan dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, mendeskripsikan dampak yang terjadi akibat penerapan pembelajaran berdiferensiasi, menghitung prosentase ketuntasan belajar fisika dalam kelas pembelajaran berdiferensiasi. Jenis penelitian deskriptif kualitatif disertai kuantitatif sederhana, teknik analisa data menggunakan fenomenologi bermetode brackinalyde. Teknik pengambilan data selain wawancara juga dokumentasi nilai formatif maupun sumatif. Instrument pembelajaran berdiferensiasi berbasis Tensesdukling. Simpulan ditemukan peserta didik yang berbeda dengan kondisi disabilitas kognitif, sensorik, fisik, dan peserta didik dengan perbedaan emosional atau sosial. Pola dan model pembelajaran berdiferensiasi meliputi pola model belajar online atau berbantuan teknologi, pembelajaran berbasis minat, role playing, pembelajaran dalam kelompok fleksibel. Dampak positif yang ditemukan bahwa pembelajaran berdiferensiasi memberikan kemampuan kepada peserta didik yang berbeda untuk memaksimalkan potensinya menjadi tuntas pada pembelajaran fisika. Dampak negative bagi lingkungan proses belajar mengajar. Lingkungan akan memberikan stigma bahwa guru memperlakukan korban sebagai anak emas. Prosentase kentutasan fisika rata-rata pada kelima kelas sebesar 98,8%.
Keywords