Sari Pediatri (Oct 2018)

Perbedaan Laktat Serial Syok Terkompensasi dengan Syok Dekompensasi pada Sindrom Syok Dengue

  • Ivan Haria Chandra,
  • Rinang Mariko,
  • Firman Arbi

DOI
https://doi.org/10.14238/sp20.2.2018.90-94
Journal volume & issue
Vol. 20, no. 2
pp. 90 – 94

Abstract

Read online

Latar belakang. Tahapan syok sindrom syok dengue (SSD) menurut WHO terbagi dua, yaitu SSD terkompensasi dan dekompensasi. Pada SSD terjadi gangguan perfusi yang mengakibatkan hipoksia jaringan dan peningkatan produksi laktat. Kadar laktat darah dapat digunakan sebagai marker yang dapat membedakan severitas infeksi dengue. Tujuan. Untuk mengetahui perbedaan laktat serial syok terkompensasi dan syok dekompensasi pada pasien SSD. Metode. Penelitian ini merupakan studi cross sectional yang dilakukan pada Januari 2016-Januari 2017 di bangsal anak RSUP Dr. M Djamil. Sampel dikumpulkan secara consecutive sampling. Sampel dibagi atas dua kelompok, yaitu SSD terkompensasi dan dekompensasi. Setiap sampel dilakukan pemeriksaan laktat secara serial dengan alat Accutrend lactate meter, yaitu pada jam ke-0(L1), ke-6(L2), ke-12 (L3), dan ke-24 (L4). Kadar Laktat disebut hiperlaktatemia bila didapatkan nilai >2 mmol/L. Data dianalisis dengan t-test independen. Hasil. Sampel 40 orang, setiap kelompok 20 sampel. Kadar laktat tertinggi terdapat pada L1. Peningkatan kadar laktat darah pada kelompok SSD terkompensasi dan dekompensasi berturut turut mencapai 4,7+0,97 mmol/L dan 6+1,64 mmol/L. Perbandingan kedua kelompok didapatkan perbedaan bermakna (p0,05). Kesimpulan. Kadar laktat didapatkan hiperlaktemia pada setiap pemeriksaan laktat serial. Rerata kadar laktat pada kelompok SSD dekompensasi lebih tinggi dibandingkan terkompensasi dengan perbedaan yang bermakna dan didapatkan pada awal penerimaan di rumah sakit.

Keywords