Majalah Kedokteran Bandung (Sep 2018)
Peningkatan Kadar Hemoglobin dengan Pemberian Ekstrak Daun Salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp) pada Tikus Model Anemia Defisiensi Besi
Abstract
Defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia di negara berkembang. Kadar hemoglobin darah digunakan sebagai penanda anemia defisiensi besi. Indonesia kaya bahan makanan tinggi zat besi namun belum diketahui kemanfaatannya seperti daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp). Tujuan penelitian ialah mengetahui peningkatan kadar hemoglobin pada tikus model anemia defisiensi besi sesudah pemberian ekstrak daun salam. Penelitian eksperimental laboratorium dengan rancang acak lengkap dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Unpad periode 4 Mei–19 Juni 2018. Sebanyak 20 ekor tikus Wistar betina berumur 7 minggu diinduksi menggunakan alumunium sulfat 67,5 mg/kg BB secara intramuskuler selama 7 hari, dan dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu K1 (tanpa perlakuan) K2 (tablet tambah darah 5,4 mg), P1 (ekstrak daun salam 2,2 mg), P2 (ekstrak daun salam 4,4 mg), P3 (ekstrak daun salam 6,6 mg). Kadar hemoglobin diukur menggunakan auto hematology analyzer sysmex. Uji LSD menunjukkan rerata kadar hemoglobin setelah perlakuan pada kelompok perlakuan berbeda signifikan dibanding dengan kelompok kontrol negatif (p0,05). Analisis uji median menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin berbeda signifikan pada K2, P1, P2, dan P3 (p<0,05). Disimpulkan, ekstrak daun salam meningkatkan kadar hemoglobin pada tikus model anemia defisiensi besi.
Keywords