Jurnal Semiotika-Q (Jun 2024)
Problematika Pembacaan Al-Qur’an dengan Nagham/Langgam Jawa dalam Wacana Islam Nusantara
Abstract
Penelitian ini berakar dari perdebatan yang muncul di kalangan ulama mengenai penggunaan nagham Jawa dalam pelantunan al-Qur'an. Melalui penelusuran sejarah, pemahaman konteks budaya, dan analisis pandangan ulama, artikel ini berusaha memberikan pandangan komprehensif terhadap fenomena ini dan membentuk dasar untuk pemikiran kritis tentang hukum penggunaan nagham atau langgam Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi implikasi yang muncul dari permasalahan ini. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, diperoleh melalui library research, dan menerapkan metode deskriptif-analisis. Data dikumpulkan dari berbagai sumber literatur, termasuk buku, artikel jurnal, video di YouTube, dan literatur lainnya. Fokus utama penelitian ini adalah perbedaan perspektif ulama terhadap penggunaan nagham atau langgam Jawa dalam membaca al-Qur'an dan implikasinya terhadap wacana Islam Nusantara. Penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan pandangan ulama terkait penggunaan langgam Jawa dalam pembacaan al-Qur’an terbagi menjadi tiga kategori. Pertama, kelompok ulama yang mendukung penggunaan langgam Jawa dengan syarat tetap mematuhi kaidah tajwid. Kedua, ulama yang menentang penggunaan langgam Jawa dengan berpendapat bahwa al-Qur'an harus dijaga dari pengaruh langgam selain langgam Arab. Ketiga, ulama dengan pandangan moderat yang memperbolehkan penggunaan langgam apapun dengan catatan tidak merusak kaidah tajwid. Implikasi dari penggunaan nagham Jawa terhadap wacana Islam Nusantara menimbulkan konflik antara pemertahanan identitas budaya dan konservasi agama, perbedaan dalam pola pembacaan al-Qur'an dan kaidah tajwid, serta memunculkan solusi yang mungkin bisa ditempuh agar tilawah langgam Jawa dapat diterima masyarakat secara luas.
Keywords