Sari Pediatri (Nov 2016)

Hubungan Jumlah Limfosit Plasma Biru dengan Spektrum Klinis dan Perannya dalam Memprediksi Perubahan Spektrum Klinis Infeksi Dengue pada Anak

  • Dewi Mulyani Irianti,
  • Lelani Reniarti,
  • Azhali MS

DOI
https://doi.org/10.14238/sp10.5.2009.325-30
Journal volume & issue
Vol. 10, no. 5
pp. 325 – 30

Abstract

Read online

Latar belakang. Infeksi dengue mempunyai spektrum klinis yang luas. Limfosit plasma biru (LPB) sebagai respons imun selular yang khas pada infeksi dengue, berpotensi untuk digunakan sebagai prediktor perjalanan klinis infeksi dengue. Tujuan. Untuk mengetahui hubungan jumlah LPB dengan perjalanan klinis infeksi dengue dan mengetahui peran LPB dalam memprediksi perubahan klinis infeksi dengue pada anak. Metode. Dilakukan penelitian comparative longitudinal study di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS dr. Hasan Sadikin Bandung pada September-November 2007. Pasien anak umur kurang dari 14 tahun yang memenuhi kriteria klinis demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD), dan sindrom syok dengue (SSD) menurut WHO (1997) disertai bukti infeksi dengue secara serologis dipilih secara konsekutif dan pemeriksaan LPB dilakukan pada saat kedatangan, dilanjutkan pada hari ke-5, ke-6, dan ke-7 sakit. Analisis statistik dilakukan dengan uji ANOVA, ratio correlation 􀁈 (eta), dan penghitungan odds ratio. Hasil. Didapatkan 66 anak dengan diagnosis awal 43 pasien DD, 2 DBD, dan 21 SSD. Selanjutnya 20 pasien DD berubah menjadi DBD. Rata-rata jumlah LPB pasien DD, DBD, dan SSD berturut-turut adalah 4,3; 9,1; dan 16,4; dengan perbedaan yang bermakna (p=0,000). Pasien yang mengalami perubahan tipe klinis memiliki jumlah LPB saat kedatangan lebih tinggi dari yang tidak mengalami perubahan, dengan cut off point 􀁴6 LPB per 100 leukosit(p=0,000 dan OR=2,096). Kesimpulan. Terdapat hubungan antara jumlah LPB dan perjalanan klinis infeksi dengue, semakin berat keadaan klinis semakin tinggi jumlah LPB. Jumlah LPB saat kedatangan pasien berobat dapat dijadikan prediktor perubahan klinis.

Keywords