Tarbawi (Feb 2018)

MODEL PEMBELAJARAN AKHLAK TRANSFORMATIF BERBASIS INVESTIGASI KELOMPOK

  • Hasrinal Bakri

Journal volume & issue
Vol. 13, no. 2

Abstract

Read online

Pemunculan istilah pembelajaran dalam sistem pendidikan nasional mem-bawa konsekuensi terhadap pergeseran paradigma yang cukup mendasar. Jika pada konsep pengajaran akan memunculkan kondisi teacher center, maka pada konsep pembelajaran pendidik (guru, dosen, dan sebutan lainnya) lebih berfungsi sebagai fasilitator dan dinamisator yang memungkinkan peserta didik mengambil sebagian besar peran dan fungsi guru, misalnya dengan belajar secara mandiri ataupun berkelompok (group and individual learning). Kondisi pembelajaran ini kemudian dikenal dengan student centered learning. Pada sebagian madrasah yang masih menuansai praktik pendidikannya dengan paradigma pengajaran ternyata hanya mampu menghantarkan siswanya pada kondisi mengetahui Islam bukan pada kondisi bagaimana seharusnya mempraktikkan ajaran Islam dengan benar dalam kehidupan. Diantara dampak penggunaan paragdigma pengajaran itu dapat dilihat dari fenomena kemerosotan akhlak dalam kehidupan sebagian masyarakat moderen yang semakin mengha-watirkan, terutama di kota-kota besar. Kemerosotan akhlak tersebut ternyata tidak saja menyusupi kehidupan orang dewasa, justru telah menjalar pula kepada tunas-tunas muda, usia sekolah menengah yang pada saatnya nanti diharapkan dapat melanjutkan perjuangan menegakkan kebenaran, keadilan, dan harmoni. Salah satu implikasi yang perlu diperjuangkan adalah upaya yang sungguh-sungguh memperbaiki praktik pembelajaran akhlak dan pembelajaran lainnya pada lembaga pendidikan Islam dalam bentuk pengembangan model pembelajaran yang lebih bermakna (meaningful), integratif (integrative), berbasis nilai (value based), menantang (challenging), dan aktif (active), sehingga mampu mentran-sformasi pengetahuan dan pemahaman tentang akhlak menjadi kesadaran ber-akhlak. Suatu pembelajaran akan lebih bermakna bila siswa merasakan isi dan manfaat kurikulum karena relevan bagi kehidupannya. Integratif ketika materi pelajaran mencakup sisi spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik siswa. Berfokus pada nilai-nilai akhlak mulia tercermin melalui isi pelajaran dan ke-giatan belajar yang diseleksi, penataan kelas dan sistem pendukung, penegakan aturan kelas, dan membelajarkan siswa dari pengalaman belajar mereka sendiri, orang lain, dan tentang Islam.