Konversi (Oct 2016)

PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI MASERASI DAN REFLUKS TERHADAP KADAR FENOLIK DARI EKSTRAK TONGKOL JAGUNG (Zea mays L.)

  • Susanty Susanty,
  • Fairus Bachmid

DOI
https://doi.org/10.24853/konversi.5.2.87-92
Journal volume & issue
Vol. 5, no. 2
pp. 87 – 92

Abstract

Read online

Jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Produksinya yang terus meningkat setiap tahun menghasilkan limbah tongkol jagung yang melimpah paska panen. Salah satu upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung ini dengan mengekstrak kandungan fenolik yang terdapat di dalamnya. Fenolik merupakan golongan flavonoid yang memiliki sifat antioksidan dan aktivitas antiradikal yang bermanfaat bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode ekstraksi maserasi dan refluks terhadap kadar fenolik yang dihasilkan dari ekstrak etanol 75 % dari tongkol jagung (Zea mays L.). Ekstrak dipekatkan menggunakan alat rotary evaporator pada temperatur 50oC dan putaran 120 rpm untuk mendapatkan ekstrak senyawa fenolik yang kental, kemudian di oven pada suhu 50oC selama 2 hari. Selanjutnya penentuan kadar fenolik total dari hasil ekstraksi dilakukan menggunakan metode Folin-Ciocalteu yang menyerap cahaya pada panjang gelombang 765 nm dengan menggunakan larutan standar asam galat (GAE) untuk mengkalibrasi respon spektrofotometer pada konsentrasi 300, 400, 500, 600, dan 700 mg/L. Persamaan regresi linear y = 0,0008 x + 0,0086 dengan nilai R2 = 0,9987 yang diperoleh dari kurva kalibrasi digunakan untuk membantu menentukan kadar fenol dalam sampel. Hasil menunjukkan bahwa kadar fenolik dari ekstraksi maserasi sebesar 0,312 mg/g atau 312,420 mg/kg, sedangkan kadar Fenolik dalam ekstrak etanol 75 % pada tongkol jagung dengan metode ekstraksi refluks sebesar 0,397 mg/g atau 396,768 mg/kg. Kadar fenolik yang lebih besar diperoleh dari metode refluks. Kata kunci: antioksidan, fenolik, maserasi, refluks, tongkol jagung