Forum Arkeologi (Apr 2021)
DORO MPANA: SITUS KUBUR DARI ABAD KE-13-14 MASEHI
Abstract
Dompu or ‘dompo’ is a kingdom mentioned in Negarakertagama Book which dates to 1365 AD as one of the kingdoms Patih Gajah Mada wanted to conquer. Then, ‘Dompu’ reappears in Gowa Kingdom Chronicle in early 17th century AD. For three centuries it was unknown how Dompu Kingdom was. The findings of ceramics, pottery, human skeleton and dimpa stone at Doro Mpana, have given a hint of a community’s life and its culture in the past. This study aims to uncover the chronology of Doro Mpana as burial site and the burial cultural form. Data collected through excavation, observation and literature study. The data are analysed contextually related to the relation among archaeological data. To find out the absolute chronology, radiocarbon dating analysis was performed in the laboratory. The result shows the site came from 13th-14th century AD. The use of dimpa stones as grave markers is a characteristic of burial rituals, in addition to providing grave goods such as pottery and ceramics. The use of dimpa stones at Doro Mpana indicates the utilization of surrounding natural resources because the source of dimpa stones, which is diorite stones, found not far from the site. Dompu atau ‘dompo’ adalah nama sebuah kerajaan yang disebutkan dalam Kitab Negarakertagama yang berangka tahun 1365 Masehi, sebagai salah satu kerajaan yang ingin ditaklukkan oleh Patih Gajah Mada. Nama Dompu muncul kembali dalam kronik Kerajaan Gowa pada awal abad XVII Masehi. Selama tiga abad tidak diketahui bagaimana gambaran Kerajaan Dompu. Temuan keramik, gerabah, rangka, dan batu dimpa di Situs Doro Mpana, Dompu telah memberi petunjuk adanya sebuah kehidupan masyarakat dan budayanya di masa lalu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap kronologi dimanfaatkannya Situs Doro Mpana sebagai penguburan serta bentuk budaya penguburannya. Pengumpulan data dilakukan dengan metode ekskavasi, survei lingkungan, dan studi pustaka. Data dianalisis secara kontekstual terkait hubungan antardata arkeologi. Untuk mengetahui kronologi absolut dilakukan analisis radiocarbondating di laboratorium. Hasil analisis menunjukan situs berasal dari abad ke-13-14 Masehi. Penggunaan batu dimpa sebagai penanda kubur menjadi sebuah ciri khas dalam ritual penguburan di Doro Mpana, selain pemberian bekal kubur berupa gerabah dan keramik. Penggunaan batu dimpa di Situs Doro Mpana menunjukkan pemanfaatan sumberdaya alam sekitar karena sumber batu dimpa yaitu batu diorite ditemukan tidak jauh dari situs.
Keywords