Profetika (Jun 2016)
KISAH DZULQARNAIN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-KAHFI: 83-101 (Pendekatan Hermeneutik)
Abstract
This article traces and tells the story of Dzulqarnain found in the Holly Qur’an, it is due to the fact that this story is still covered by a mystery and unfinished controversial understanding for Moslem Scholars since from the classic to contemporary era, even in the orientalism one. This study applies a library research with the Holly Qur’an and valid hadiths are as primary sources of data while the interpretation of Moslem Scholars toward the verses telling the story of Dzulqarnain are as the secondary data source. This study uses empiric-normative approach and the collected data are analyzed by using hermeneutic, namely: Schleiermacher grammatical hermeneutic and theory of Muhammad Talbi humanistic-history. The result of the research shows that the grammatical sequences of the verses telling Dzulqarnain story has a very beautiful language style, completed with language style of Majaz in which the Dzulqarnain has gone through two long journeys; they are Western and Eastern journeys. He got the followers from his journeys above. Moreover, based on the humanistic-historically readability; first, the sequence of verses above shows that Islam is “RahmatanLil ‘Alamin”. It can be proved from the wise attitude containing full goodness without any bullying, done by Dzulqarnain. Second, the denied followers are invited to have more awareness and to go back to the right faith by warning them dealing with the statement that says “Allah will give a finalization to the denying followers”. Key Words: Dzhulqarnain; the Holly Qur’an; hermeneutic. Artikel ini mentelusuri dan menguak kisah Dzulqarnain di dalam al-Qur’an, karena kisah ini masih diselimuti misteri serta kontroversial berkepanjangan di tubuh ulama muslim sejak zaman klasik hingga kontemporer maupun di kalangan orientalis. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), dengan sumber data primer adalah al-Qur’an dan hadits-hadits shahih, sedangkan sumber data sekunder adalah tafsir para ulama terhadap ayat-ayat yang menceritakan kisah Dzulqarnain. Pendekatan yang digunakan adalah normatif-empiris, analisisnya dengan hermeneutik, yakni hermeneutik gramatikal Schleiermacher dan teori historis-humanistik Muhammad Talbi. Hasil penelitian adalah rangkaian gramatikal dari ayat-ayat kisah tentang Dzulqarnain sangatlah indah gaya bahasanya disertai dengan gaya bahasa majaz, di mana Dzulqarnain telah menempuh dua perjalanan panjang yaitu perjalanan ke Barat dan ke Timur serta mendapatkan pada dua perjalanan tersebut segolongan kaum/umat. Pada perjalanan ke Barat (maghrib asy-syams). Lebih lanjut jika ditilik dari pembacaan secara historis-humanistik bahwasanya rangkaian ayat-ayat di atas menunjukkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Hal ini dapat dibuktikan dari sikap bijak yang penuh kebaikan dan tanpa kekerasan yang ditonjolkan oleh Dzulqarnain, bahwasanya kepada umat yang ingkar hendaknya diajak bertobat dan kembali kepada keimanan dengan diperingatkan akan kekufurannya bahwa Allah akan mengazab orang-orang yang ingkar. Kata Kunci: Dzhulqarnai; al-Qu’an; hermeneutika