Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan (May 2016)
PEMANFAATAN SAMPAH BUAH, AIR CUCIAN BERAS DAN KOTORAN AYAM SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR
Abstract
Sampah dari berbagai sumber berpotensi mencemari lingkungan, baik tanah, udara maupun air. Pasar buah dan sayur Giwangan menghasilkan sampah sebanyak 1-3 truk setiap hari. Kandu-ngan Nitrogen, Phosphor dan Kalium (NPK) limbah sayur dan buah dari pasar tersebut, masing-masing secara berturut-turut adalah 331 ppm, 838,1 ppm, dan 268,1 ppm. Air cucian beras merupakan sumber primer bahan organik bagi jaringan tanaman. Pupuk kotoran ayam memiliki sumber K terbesar dibandingkan dengan pupuk kandang yang lain, yaitu sebesar 1,50 %. Tuju-an penelitian adalah mengetahui perbedaan kualitas pupuk organik cair dari campuran sampah buah, air cucian beras dan kotoran ayam dengan menggunakan lima variasi komposisi, dengan melakukan eksperimen berdesain post-test with control group. Analisis data menggunakan uji statistik anova satu jalan dan uji LSD pada derajat kepercayaan 95 %. Pengamatan kondisi fisik pupuk organik cair meliputi parameter bau dan warna. Secara deskriptif, hasil penelitian menun-jukkan bahwa kandungan N tertinggi ditemui pada Kontrol, kandungan P tertinggi pada pupuk organik cair B dan kandungan K tertinggi juga pada Kontrol. Hasil uji statistik menyimpulkan kan-dungan N dan P pupuk organik cair yang dihasilkan dari tiap komposisi bahan berbeda secara bermakna (nilai p masing-masing: 0,007 dan <0,001); sementara untuk kandungan K, tidak ber-beda (nilai p = 0,112). Kandungan NPK yang diperoleh belum memenuhi baku mutu standar pupuk organik cair. Namun demikian, dari semua komposisi yang digunakan, pupuk organik cair yang terbaik adalah Kontrol karena memiliki kandungan N dan K yang tertinggi