Depik Jurnal (Nov 2020)

Dinamika pertumbuhan sepat siam (Trichopodus pectoralis, Regan 1910) di Perairan Rawa Banjiran Patra Tani Sumatra Selatan

  • Aroef Hukmanan Rais,
  • Sevi Sawestri,
  • Dina Muthmainnah

DOI
https://doi.org/10.13170/depik.9.3.17696
Journal volume & issue
Vol. 9, no. 3
pp. 444 – 451

Abstract

Read online

The exploitation of Sepat siam (Trichopodus pectoralis, Regan 1910) that include native species of floodplain has been done on many years. One of the main fishing areas of this commodity is Patratani floodplain, Muara Enim Regency, South Sumatra. This commodity has been exploited over a long period and is expected to have a high pressure of fishing. The aim of this paper is to compare the utilization of sepat siam resources based on growth, mortality, and exploitation parameters between 2010 and 2017. Fish samples were collected monthly started from March to December in 2010, and April to December in 2017. The sample got from local fishers who fished around Patratani flood-plain waters. Sepat siam samples were measured on length (cm) and weight (gram) every month. The analysis has concluded based on the condition factor in both years. The growth parameters were analyzed by FiSATII software. The result of FiSAT II analysis drawn the growth factor was 0.86 in 2010, and have been growing slow to be 0.55 in 2017. The length infinitive in 2010 was around 21.5 cm and decreased to 18.3 in 2017. The other results showed that the exploitation level decreased from 0.61 in 2010 to 0.53 in 2017. The exploitation rate proved that the utilization of sepat siam was decreased but sill on overfishing conditions. The length size of sepat siam related to the optimum mesh size fishing gears was decreasing in 2017 compared to 2010. The age analysis shows for 21.5 cm of the infinitive length is achieved for 7 months in 2010, while 18.3 cm of that is reached for 10,5 months in 2017. Keywords: Exploitation level Floodplain Sepat siam ABSTRAK Kegiatan penangkapan Sepat siam (Trichopodus pectoralis, Regan 1910) yang merupakan spesies asli ikan rawa banjiran sudah dilakukan bertahun-tahun. Salah satu lokasi penangkapan komoditas ini adalah di rawa banjiran Patratani, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatra Selatan.Komoditas ini telah mengalami eksploitasi dalam jangka waktu yang lama dan diperkirakan mengalami tekanan penangkapan yang besar.Tulisan ini bertujuan untuk menampilkan eksploitasi atau pemanfaatan ikan sepat siam berdasarkan parameter pertumbuhan, mortalitas, dan eksploitasi pada tahun 2010 dan 2017. Sampel ikan dikumpulkan setiap bulan yaitu dimulai Maret hingga Desember 2010.Kegiatan pengumpulan sampel dilanjutkan pada April hingga Desember 2017.Sampel ikan diperoleh dari tangkapan nelayan lokal yang memancing di sekitar perairan rawa banjiran Patratani.Sampel ikan diukur panjang (cm) dan berat (gram).Parameter pertumbuhan dianalisis menggunakan perangkat lunak FiSAT II. Hasil analisis FiSAT II menggambarkan faktor pertumbuhan sepat siam pada 2010 sebesar 0,86, dan tumbuh melambat menjadi 0,55 pada 2017. Panjang infinitif sepat siam pada 2010 sekitar 21,5 cm dan turun menjadi 18,3 pada 2017. Analisis tingkat eksploitasi menunjukkan hasil menurun dari 0,61 pada 2010 dan 0,53 pada 2017, namun masih dalam kondisi penangkapan ikan menunjukkan tangkapan berlebih. Hubungan antara ukuran panjang sepat siam dengan ukuran optimal alat tangkap menunjukkan hasil menurun pada 2017. Analisis usia menunjukkan bahwa panjang infinitif 21,5 cm dicapai selama 7 bulan pada 2010, sementara perlu waktu 10,5 bulan pada 2017 untuk mencapai panjang infinitif 18,3 cm. Katakunci: Tingkat eksploitasi Rawa Banjiran Sepat siam