Bhakti Persada: Jurnal Aplikasi Ipteks (Feb 2017)

DAMPAK PENGGUNAAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA UKM BUNGA KERING DI DESA RENON DENPASAR

  • I Ketut Suarta,
  • I Wayan Jendra

Journal volume & issue
Vol. 1, no. 1

Abstract

Read online

Hampir semua UKM mendapatkan masalah dalam mengembangkan usahanya yaitu : masalah modal, tenaga kerja, kratifitas, teknologi, produksi dan pemasaran. Demikian juga dengan UKM Bunga Kering yang menjadi binaan IBm mempunyai beberapa kendala sebagai berikut : proses pengeringannya dilakukan menggunakan cara tradisional yaitu dengan cara menjemur dibawah sinar matahari. Produksi bunga kering selama ini dilakukan dengan bantuan peralatan pres sederhana yang dirancang sendiri, pemasaran dan administrasi. Pengabdian ini bertujuan untuk membantu proses produksi khususnya dalam pengeringan bahan baku berupa alat pengering, meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam mengelola usahanya khususnya bidang manajemen, administrasi, dan pemasaran. Pelaksanaan aktivitas pengabdian kepada masyarakat melalui program Iptek bagi Masyarakat didahului dengan sosialisasi sebagai upaya pendekatan antara pelaksana dengan pihak UKM pengerajin bunga kering dengan harapan akan terjalin hubungan kerja yang baik yang dilandasi oleh kepentingan yang sama yaitu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas bunga kering. Program pengabdian IBm Bunga Kering ini telah berhasil mempercepat proses produksi yang kalau dikeringkan dengan sinar matahari memerlukan waktu pengeringan antara 1 s/d 7 hari. Dengan sentuhan teknologi tepat guna (alat pengering) memerlukan waktu 1s/d 3 hari. Untuk pengeringan tahap 2 (setelah pewarnaan) sebelumnya diperlukan waktu 1,5 s/d 3 hari, setelah bantuan alat pengering diperlukan waktu hanya 2 s/d 8 jam. Keterampilan dan pengetahuan mitra binaan juga bertambah setelah diberikan bebagai pelatihan yang meliputi : pelatihan pemasaran, administrasi dan keuangan serta bisnis. Strategi yang direkomendasikan adalah : UKM binaan ini perlu dikembangkan untuk menembus pasar eksport, sehingga perlu dilanjutkan dalam program IBPE dan perlu dilakukan pelatihan ekstra karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam internet.