Madaniya (Oct 2022)

Sosialisasi Penanganan dan Pengawetan Daging Segar Bagi Siswa Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) di SMK Negeri 6 Kabupaten Kendal

  • Adi Sampurno,
  • Rohadi Rohadi

DOI
https://doi.org/10.53696/27214834.291
Journal volume & issue
Vol. 3, no. 4

Abstract

Read online

Daging merupakan bahan pangan sumber protein hewani yang tergolong perishable food (makanan yang mudah rusak). Oleh karena itu, pengetahuan tentang penanganan dan pengawetan daging segar sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat umum dan pelaku industri pangan, termasuk siswa Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) di SMK Negeri 6 Kendal yang nantinya akan terjun ke dunia usaha terkait dengan industri pertanian khususnya pangan. Sosialisasi tentang penanganan dan pengawetan daging segar dilakukan dalam rangka menambah wawasan siswa APHP, dimana salah satu tujuan SMK adalah menyiapkan lulusan yang terampil dan siap kerja di bidang keahliannya. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan informasi berupa sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman tentang penanganan dan pengawetan daging segar yang aman dan sesuai dengan aspek ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) kepada siswa APHP di SMK Negeri 6 Kendal. Metode sosialisasinya berupa ceramah tentang penanganan dan pengawetan daging segar serta demonstrasi cara mendapatkan daging melalui paparan audiovisual. Peserta kegiatan sebanyak 45 siswa dan dipilih secara acak 23 siswa untuk mengisi angket pre dan post test (berisi 10 pertanyaan terkait materi sosialisasi). Data hasil pengisian angket diolah secara statistik dengan uji-t (t-test); analisis perubahan perilaku menggunakan parameter Efektifitas Penyuluhan (EP) dan Efektifitas Perubahan Perilaku (EPP). Hasil uji-t data pre dan post test menunjukkan nilai rata-rata pengetahuan sebelum kegiatan adalah 6,09 menjadi 6,91 setelah kegiatan, meningkat sebesar 0,82 (82%) dengan nilai signifikansi 0,034 (p<0,05). Berdasarkan hasil uji-t diketahui bahwa program pengabdian secara statistik mampu meningkatkan pengetahuan peserta. Nilai EP sebesar 8,26% dan EPP sebesar 21% berada pada kategori rendah atau kurang efektif, dengan kata lain kegiatan penyuluhan kurang efektif dalam mengubah perilaku peserta. Metode dan media yang digunakan dalam penyampaian sosialisasi turut mendukung keberhasilan penangkapan pesan oleh peserta kegiatan.

Keywords