Jurnal Agrotek Tropika (Mar 2023)

KARAKTERISASI PADI BERAS HITAM BELIAH ASAL KABUPATEN BENGKAYANG KALIMANTAN BARAT PADA LAHAN SAWAH PASANG SURUT

  • Tantri Palupi,
  • Rahmidiyani Rahmidiyani,
  • Asnawati Asnawati,
  • Siti Aprizkiyandari

DOI
https://doi.org/10.23960/jat.v11i2.6280
Journal volume & issue
Vol. 11, no. 2
pp. 243 – 248

Abstract

Read online

Beras hitam merupakan salah satu jenis beras yang mulai populer di masyarakat, yang dikonsumsi sebagai pangan fungsional karena bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu cara melestarikan plasma nuthfah padi beras hitam yaitu dengan memberikan identitas, dengan harapan agar masyarakat lebih mengenal padi ini sehingga terbiasa dengan keberadaan plasma nuthfah ini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakter morfologi dan agronomi padi beras hitam Beliah asal kabupaten Bengkayang yang ditanam di lahan sawah pasang surut. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat selama kurang lebih delapan bulan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dengan cara membenamkan bagian akar padi pada media tanam, dengan 1 bibit/lobang, jarak tanam 25 x 25 cm. Jumlah tanaman yang diamati terdiri dari 100 sampel. Adapun komponen yang diamati dalam penelitian ini adalah karakter morfologi dan agronomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padi beras hitam Beliah memiliki karakter sudut batang sedang, diameter 8,3 mm, dengan warna bergaris ungu; bentuk lidah 2-cleft, lidah daun panjang, warna lidah-leher-telinga adalah ungu, permukaan daun sedang, sudut daun dan daun bendera tegak, panjang dan lebar daun sedang; panjang malai dan jumlah gabah/malai sedang, tipe malai antara kompak dan sedang; warna ujung gabah ungu, berbiji panjang, lebar biji 1,9 mm, dan bobot 1000 butir 23,22 g; kemampuan beranak sedang, ketegaran batang kuat, tinggi tanaman pendek, kerontokan agak mudah, fertilitas gabah fertil, dan umur tanaman sangat panjang. Padi beras hitam Beliah berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber plasma nutfah di Kalimantan Barat.

Keywords