Indonesian Journal of Clinical Nutrition Physician (Aug 2021)

HUBUNGAN DIAMETER SAGITAL ABDOMEN DENGAN HbA1c PADA PASIEN LAKI-LAKI DENGAN OVERWEIGHT/OBESITAS

  • Eiyta Ardinasari,
  • Niken Puruhita,
  • Etisa Adi Murbawani,
  • Siti Fatimah Muis,
  • Amalia Sukmadianti

DOI
https://doi.org/10.54773/ijcnp.v4i2.78
Journal volume & issue
Vol. 4, no. 2

Abstract

Read online

Latar belakang: Obesitas sentral menjadi faktor risiko terjadinya DM tipe 2 dan sindrom metabolik. Pengukuran menggunakan diameter sagital abdomen dapat digunakan sebagai penanda pengganti untuk memprediksi risiko DM tipe 2. Referensi penggunaan diameter sagital abdomen sebagai alat antropometri untuk penapisan risiko DM tipe 2 di Indonesia masih terbatas. Tujuan : Menganalisis hubungan antara diameter sagital abdominal dengan kadar HbA1c Metode penelitian : Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 60 subyek berusia antara 40-55 tahun yang berada di wilayah kerja kota Semarang yang overweight/ obese dipilih sebagai subjek setelah sebelumnya menyetujui informed consent dan penelitian mendapatkan persetujuan Etik. Instrumen penelitian adalah kaliper diameter sagital abdomen, pita ukur, dan Chemistry analyzer HbA1c. Penghitungan data menggunakan uji korelasi Spearman dan regresi linier. Hasil : Diameter sagital abdomen berbanding lurus dengan kadar HbA1c pada subyek laki-laki overweight/ obese (p < 0,001, r= 0,490). Kenaikan 1 cm SAD meningkatkan kadar HbA1c sebesar 17%. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memperkuat penemuan ini pada subjek dengan variabilitas yang lebih beragam. Simpulan : Diameter sagital abdomen dapat dijadikan alat skrining antropometri pengganti untuk penapisan risiko DM tipe 2 pada orang dengan overweight/obese. Kata kunci : Diameter sagital abdomen, DM tipe 2, HbA1c, obesitas sentral