Sari Pediatri (Nov 2016)
Faktor Risiko Kejadian Sakit Tuberkulosis pada Anak yang Kontak Serumah dengan Penderita Tuberkulosis Dewasa
Abstract
Latar belakang. Anak yang tinggal serumah dengan penderita TB paru dewasa berisiko tinggi untuk terinfeksi dan sakit TB. Pelacakan terhadap anak kontak serumah (contact screening) berpotensi menurunkan morbiditas dan mortalitas TB pada anak. Namun demikian, kegiatan itu belum rutin dilakukan di negara-negara endemis karena keterbatasaan tenaga dan fasilitas. Tujuan. Mengetahui faktor risiko sakit TB pada anak yang tinggal serumah dengan penderita TB paru dewasa Metode. Penelitian kasus kontrol pada anak usia ≤15 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TB paru dewasa yang diobati di 18 Puskesmas, 2 balai pengobatan paru, dan 3 rumah Sakit di Kotamadya Yogyakarta antara bulan agustus 2010 dan Juni 2012. Kami melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, uji tuberkulin, dan foto Rontgen dada pada semua anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk menentukan ada tidaknya sakit TB. Dikatakan sakit TB apabila terdapat paling sedikit satu gejala TB dan foto Rontgen dada yang sugestif TB atau ditemukannya gejala dan tanda extrapulmonary TB. Hasil. Terdapat 126 anak, 21 sebagai kasus dan 105 sebagai kontrol. Karakteristik anak (usia balita (OR 1,94 95% CI (0,76–4,93), telah mendapatkan vaksinasi BCG (OR 1,09 95% CI (0,12–8,83)) karakteristik kasus indeks (derajat BTA sputum positif (OR 2,72 95% CI (0,76 -9,78), orang tua sebagai kasus indeks (OR 1,05 95% CI (0,42–2,67)) dan karakteristik lingkungan (polusi asap rokok dalam rumah (OR 1,07 95% CI (0,38–2,99) dan jumlah anggota keluarga >6 (OR1,85 95% CI (0,70–4,88) tidak berhubungan dengan risiko terjadinya sakit TB pada anak kontak serumah. Kesimpulan. Risiko kejadian sakit TB pada anak tersebut tidak berhubungan dengan karakteristik anak, kasus indeks, dan lingkungan yang diteliti.
Keywords