Arbitrer (Oct 2016)

MODEL TERAPI PERILAKU PENDERITA MALOKLUSI BIBIR SUMBING

  • Yessy Prima Putri

DOI
https://doi.org/10.25077/ar.3.2.166-172.2016
Journal volume & issue
Vol. 3, no. 2
pp. 166 – 172

Abstract

Read online

Seorang manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya, relatif dapat berbahasa dengan baik. Namun, mereka yang memiliki kelainan fungsi otak dan alat bicaranya, sering mempunyai kesulitan dalam berbahasa. Dengan kata lain, kemampuan berbahasanya mengalami gangguan. Gangguan berbicara dapat disebabkan oleh karena terjadinya kerusakan pada alat-alat artikulasi, juga karena terjadinya kerusakan pada otak. Maloklusi adalah suatu kelainan susunan gigi geligi atas dan bawah yang berhubungan dengan bentuk rongga mulut serta fungsinya. Maloklusi yang parah dapat mempengaruhi semua aspek fungsi mulut antara lain pengunyahan, penelanan, dan bicara. Maloklusi juga terjadi pada penderita bibir sumbing yaitu suatu kelainan bawaan yang terdapat pada bibir dan langit-langit yang mengakibatkan komplikasi gangguan berbicara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesilapan fonologis penderita maloklusi bibir sumbing dan penerapan model terapi perilaku pada penderita maloklusi bibir sumbing. Penelitian ini adalah penelitian diskriptif yang analisisnya secara kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode cakap, simak, dan padan, sedangkan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik pancing, cakap semuka, rekam, dan catat. Data yang digunakan berupa daftar kata, cerita bergambar, dan membaca teks untuk penerapan model terapi perilaku terhadap penderita. Dari penelitian ini, ditemukan beberapa kesilapan fonologis pada penderita maloklusi bibir sumbing, yaitu verba penggantian bunyi [t], [k], [b], [p], [c], [m], [z], [s], [j], [d], [g], [f], [r], [Ɂ], [x], verba penghilangan bunyi [k], [t], [g], [p], verba penambahan bunyi [Ɂ] yang hanya terjadi pada subjek 1 pada setiap suku kata, dan verba ketidakteraturan juga hanya terjadi pada subjek 1. Model terapi perilaku yang telah dilakukan pada subjek 3, dalam waktu 5 minggu, dapat merubah kesilapan bunyi [c] yang awalnya diucapkan dengan bunyi [Ɂ].