Insisiva Dental Journal (Nov 2021)
Resin Akrilik Reinforce Nanosisal Menurunkan Perlekatan Bakteri Steptococcus mutans dan Jamur Candida albicans
Abstract
Resin akrilik telah banyak digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan lepasan sejak pertengahan tahun 1940. Nanosisal merupakan serat dari tanaman Agave sisalana yang dibuat berukuran nano karena dapat memberikan hasil pemolesan gigi tiruan yang lebih halus, memudahkan proses polishing, tahan terhadap keausan, lebih mengkilap sehingga perlekatan bakteri dan jamur lebih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nanosisal dengan konsentrasi 0%, 10% dan 20% yang dicampur dengan material resin akrilik terhadap perlekatan S. mutans dan C. albicans. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vitro. Pembuatan nanosisal 0%, 10%, dan 20% dicampur dengan resin akrilik polimerisasi panas dan dicetak dengan ukuran 15x15x2 mm, direndam dalam suspensi S. mutans dan C. albicans kemudian dihitung jumlah koloninya untuk menentukan perlekatannya. Perhitungan koloni dilakukan pada hasil biakan S. mutans dalam media TSA dan C. albicans dalam media SDA. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada perlekatan S. mutans terhadap penambahan jumlah nanosisal (p 0,05) sedangkan hasil uji perlekatan C. albicans menunjukkan perbedaan yang bermakna (p 0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat penurunan perlekatan C. albicans pada resin akrilik yang diberi reinforced nanosisal. Semakin tinggi konsentrasi nanosisal yang ditambahkan maka semakin menurunkan jumlah perlekatan koloni S. mutans dan C. albicans pada sampel resin akrilik.
Keywords