Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani (Oct 2024)

Resolusi Konflik Berbasis Permohonan Kelima dalam Doa Bapa Kami dan Purpur Sage dalam Masyarakat Karo

  • Raharja Sembiring,
  • Asigor Parongna Sitanggang

DOI
https://doi.org/10.30648/dun.v9i1.1397
Journal volume & issue
Vol. 9, no. 1
pp. 417 – 438

Abstract

Read online

Abstract. The phrase of kαὶ ἄφες ἡμῖν τὰ ὀφειλήματα ἡμῶν … (and forgive us our debts) in Matthew 6:12 requires forgiveness of others' faults to obtain divine forgiveness. By using the word analysis approach and the Sermon on the Mount in The Gospel of Matthew as a framework, forgiveness in the fifth petition of the Lord's Prayer is a marker and moral ethic of the disciples' identity. The theology of forgiveness which requires forgiveness of others' sins, which is built on an analysis of purpur sage based cultural reconciliation in Karo society, can become an agreement to conflict resolution in the Karo-Christian community. Abstrak. Frasa kαὶ ἄφες ἡμῖν τὰ ὀφειλήματα ἡμῶν … (dan ampunilah kami akan kesalahan kami) dalam Matius 6:12 seolah mensyaratkan pengampunan atas kesalahan sesama untuk mendapatkan pengampunan illahi. Dengan menggunakan Khotbah di Bukit dalam Injil Matius sebagai bingkai kerja atau hermeneutical framework, pengampunan pada permohonan kelima (the fifth petition) dalam Doa Bapa Kami merupakan penanda kualitas dan identitas para murid. Teologi pengampunan yang mensyaratkan pengampunan atas dosa sesama yang dibangun dalam analisis rekonsiliasi berbasis kultural purpur sage dalam masyarakat Karo menjadi tawaran resolusi konflik dalam komunitas Karo-Kristen.

Keywords